views
Bruno Fernandes dan Strategi Amorim: Momen Ketidakcocokan yang Menggetarkan

Manchester United Terpuruk, Kalah 1-3 dari Brighton
Manchester United mengalami kekalahan menyakitkan 1-3 di kandang sendiri melawan Brighton dalam lanjutan Liga Inggris pada Minggu malam (19/1). Hasil ini membuat Setan Merah terjebak di peringkat ke-13 klasemen dengan 26 poin dari 22 pertandingan.
Dalam pertandingan tersebut, Manchester United tampak kesulitan menghadapi permainan Brighton. Mereka hanya mampu menciptakan satu tembakan tepat sasaran, yang merupakan penalti yang dieksekusi oleh Bruno Fernandes. Sementara itu, Brighton menunjukkan performa yang lebih dominan dengan enam peluang dan berhasil mencetak tiga gol.
Bruno Fernandes, kapten tim, tampaknya mulai merasa frustrasi. Setelah pertandingan, ia mengungkapkan bahwa ia perlu lebih banyak terlibat dalam permainan di area tengah lapangan. "Saya seharusnya lebih banyak menguasai bola di antara garis dan kemudian bermain dari sana," ujarnya kepada BBC. "Kami tidak boleh selalu menguasai bola di depan kiper, seperti yang biasa kami lakukan," tambahnya.
Dalam skema 3-4-3 yang diterapkan oleh manajer Ruben Amorim, Bruno diplot sebagai penyerang sayap kiri. Namun, peran ini membuatnya harus melebar, sementara dua gelandang tengah diisi oleh Ugarte dan Mainoo. Seiring berjalannya pertandingan, formasi berubah menjadi 3-4-2-1, yang memaksa Bruno dan satu sayap lainnya untuk turun menjadi gelandang.
Sayangnya, Bruno tampak kesulitan beradaptasi dengan skema ini. Ia lebih terbiasa bermain di area 'inside' daripada 'outside', sehingga kesulitan dalam mendapatkan suplai bola, melakukan through pass, dan menusuk ke dalam. Musim-musim sebelumnya, Bruno dikenal sebagai mesin gol dari posisi nomor '10', yang sering memberikan assist dan memecah kebuntuan tim.
Comments
0 comment