Sukses Berbisnis Takjil di Benhil Selama Ramadan
Sukses Berbisnis Takjil di Benhil Selama Ramadan

Sukses Berbisnis Takjil di Benhil Selama Ramadan

Sukses Berbisnis Takjil di Benhil Selama Ramadan

Antusiasme Pedagang Takjil di Kawasan Benhil

Di tengah teriknya siang, para pedagang takjil di Kawasan Benhil sudah mulai menggelar lapaknya dengan penuh semangat. Kegiatan menjajakan takjil yang lezat untuk berbuka puasa ini telah ada sejak lama dan terus dilestarikan, dengan omzet yang mencapai jutaan rupiah setiap harinya.

Salah satu pedagang, Oma Upay, telah berjualan asinan di Pasar Benhil sejak tahun 1995. Ia rutin mengikuti gelaran pasar takjil dan konsisten menjual asinan buah, asinan sayur, kentang mustofa, dan kerupuk bangka. "Saya sudah berdagang selama 30 tahun di Pasar Benhil. Dulu, harga asinan hanya Rp 7.500. Setiap kali berjualan, dagangan saya selalu ludes, biasanya saya bawa 120 hingga 150 asinan dan semuanya habis," ungkap Oma Upay saat ditemui di lapaknya.

Keberhasilan Oma Upay dalam berjualan selama tiga dekade ini, menurutnya, berkat pelayanan yang ramah dan harga yang terjangkau. Ia bahkan mengaku sudah tiga tahun tidak menaikkan harga asinan, tetap menjualnya seharga Rp 30 ribu. Meskipun baru berjualan selama empat hari, antusiasme pengunjung tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Setiap hari, omzet saya rata-rata mencapai Rp 5,5 juta," tambahnya.

Resep Turun Temurun

Cita rasa khas asinan yang dijual membuat pelanggan setia kembali. Oma Upay meneruskan resep turun temurun dari orang tuanya, dan merasa sayang jika ilmunya tidak dilanjutkan. "Pelanggan setia saya tidak pernah berpaling," ujarnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Ishaqsyah, seorang pedagang gudeg yang membantu orang tuanya. Resep yang digunakan telah diwariskan dari neneknya. "Orang tua saya asli Jogja, resep ini turun dari nenek ke orang tua, lalu ke saya," jelas Ishaq saat menyiapkan hidangan gudeg.

Selama empat hari berjualan, Ishaq merasakan antusiasme pengunjung yang sangat ramai. Bersama orang tuanya, ia menjual gudeg, krecek, ayam goreng kalasan, dan ayam panggang Klaten. "Dalam sehari, ayam ludes hingga 50 ekor," tambahnya.

Transaksi Digital dengan Qris BRI

Di era digital yang semakin maju, pembayaran di Pasar Takjil Benhil kini semakin praktis. Setiap lapak memajang barcode Qris BRI untuk memudahkan transaksi. "Dengan Qris, kami tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Uang yang masuk langsung ke rekening BRI, sementara uang cash bisa diputar kembali untuk modal," ungkap Ishaq.

Oma Upay juga memiliki strategi dalam menerima pembayaran. "Sekarang, pembayaran cash dan Qris seimbang. Uang yang masuk ke rekening BRI saya simpan. Tahun lalu, ada enam orang yang mendapatkan hadiah blender, oven, dan TV. Saya berharap bisa mendapatkan hadiah lagi," tutup Oma Upay.

Comments

https://hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!