views
Onde-onde: Kue Tradisional Tionghoa Pembawa Keberuntungan dan Keceriaan
Onde-Onde: Jajanan Pasar yang Menggoda Selera
Onde-onde adalah salah satu jajanan pasar yang mudah ditemukan di berbagai penjuru Indonesia. Kue bulat ini sangat digemari karena kulitnya yang renyah dan empuk, berpadu sempurna dengan isian kacang hijau yang lembut. Onde-onde bukan hanya sekadar kudapan biasa; kue ini juga memiliki sejarah yang kaya, bahkan pernah dinikmati oleh raja dan bangsawan di Tiongkok pada masa lampau.
Menurut penggemar sejarah Tionghoa, Femis Aryani, onde-onde awalnya merupakan kue sederhana yang dikonsumsi oleh rakyat kelas bawah. "Dulu, onde-onde tidak diisi kacang hijau seperti sekarang. Isian awalnya adalah pasta gula merah," ungkap Femis. Suatu ketika, seorang kuli pembangun istana terlihat menikmati onde-onde saat istirahat. Pihak kerajaan yang penasaran kemudian menciptakan versi mereka sendiri dengan isian kacang hijau, dan resep ini menyebar luas hingga ke Indonesia dan Asia Tenggara.
Onde-onde mulai dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1300-an, dengan sebutan yang bervariasi di Tiongkok, seperti ludeui, ma yuan, matuan, dan tang yuan. Salah satu pembuat onde-onde tertua di Indonesia adalah Toko Boliem di Mojokerto, yang telah berdiri sejak 1929 dan masih ramai dikunjungi hingga kini. "Menurut saya, onde-onde di Mojokerto adalah yang paling enak," kata Femis.
Tradisi dan Keberuntungan
Onde-onde juga menjadi makanan khas Tiongkok yang wajib ada saat Cap Go Meh, perayaan Tahun Baru Imlek pada malam ke-15 bulan pertama. Dalam tradisi Tiongkok, onde-onde dianggap membawa hoki, terutama karena taburan wijen yang menyelimuti setiap bola onde-onde. Femis menjelaskan, "Jumlah wijen yang ganjil dipercaya menandakan onde-onde yang enak, dan semakin banyak wijen, semakin besar keberkahan yang dibawa."
Di Kota Bandung, Onde-onde Oku menjadi salah satu toko yang sangat digemari, tidak hanya oleh warga lokal tetapi juga wisatawan mancanegara. Terletak di Jalan Luna, pemiliknya, Paramita Sari, mengungkapkan bahwa keistimewaan produk mereka terletak pada adonan yang tidak cepat mengeras. "Isian kami banyak, dan meski disimpan semalaman, onde-onde tetap lezat," ujarnya.
Sejak 2007, Paramita dan anaknya telah berjualan onde-onde, memasok produk ke berbagai catering dan hotel. "Onde-onde kami bisa dinikmati oleh semua kalangan, dari catering hingga pedagang keliling," tambahnya. Setiap hari, mereka mulai membuat adonan sejak pukul 01.00 dan mendistribusikannya pada pukul 03.00, termasuk onde-onde jumbo yang khusus dijual di Sudirman Culinary Night.
Dengan dedikasi dan keahlian yang terus diasah, Paramita merasa bangga karena pembeli dari mancanegara pun sering datang. "Ada yang dari Malaysia dan Singapura, khusus datang ke sini untuk mencicipi onde-onde Jalan Luna," tuturnya dengan senyuman.
Comments
0 comment