Empat Fakta Menarik tentang Resep Legendaris Mie Titi Makassar

Mie Titi Khas Makassar: Keunikan yang Menggoda Selera

Mie Titi adalah salah satu kuliner legendaris dari Makassar yang menawarkan pengalaman rasa yang berbeda. Berbeda dengan mie pada umumnya yang kenyal, Mie Titi disajikan dalam keadaan kering dan renyah, memberikan sensasi unik saat menyantapnya.

Kuah kaldu yang kental menjadi pendamping sempurna untuk Mie Titi. Terbuat dari campuran kaldu, air, telur, tepung kanji, bawang putih, dan penyedap rasa, kuah ini menambah cita rasa yang menggugah selera.

Mie Titi juga dilengkapi dengan berbagai topping yang menggoda, seperti bakso, udang, dan sawi. Makanan ini merupakan hasil pengaruh budaya Tionghoa yang kental, berawal dari resep yang diciptakan oleh Ang Kho Tjao, seorang warga Makassar berdarah Tionghoa, pada tahun 1950.

Awalnya, Ang berjualan di kawasan Pecinan dengan gerobak kaki lima, menawarkan berbagai menu mie, termasuk mie goreng dan mie Hokkian. Dari sinilah Mie Titi lahir, terinspirasi oleh mie Kwantong yang dikenal sebagai mie siram. Mie Kwantong yang digoreng kering menjadi dasar bagi penciptaan Mie Titi yang khas ini.

Dulu, masyarakat menyebut Mie Titi sebagai mie dadar, karena proses pembuatannya yang mirip dengan telur dadar. Mie ini digoreng hingga gepeng dan renyah, menciptakan tekstur yang unik. Seiring waktu, resep ini diwariskan kepada generasi berikutnya dan semakin populer di tahun 1970-an.

Nama 'Titi' sendiri berasal dari panggilan akrab Ang, yang dalam bahasa Tionghoa berarti adik laki-laki. Kini, Mie Titi telah menjadi usaha keluarga yang terus dilestarikan oleh anak-anaknya.

Dengan mie berukuran kecil dan lurus seperti lidi, serta kuah kaldu yang kental, Mie Titi menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Proses pembuatan yang telaten, di mana mie digoreng hingga renyah dan disiram kuah kental, menjadikannya menu andalan di restoran-restoran Makassar. Dengan harga sekitar Rp 20.000, Anda bisa menikmati porsi yang royal dan cita rasa yang menggoda.