views
Persibo Tidak Mendapat Keadilan: Kisah Korban Kekerasan di Liga 2

Kekecewaan Persibo Bojonegoro terhadap Keputusan Liga 2 2024/25
Persibo Bojonegoro menyatakan kekecewaan mendalam terkait keputusan yang diambil sehubungan dengan kerusuhan selama pertandingan melawan Deltras Sidoarjo. Mereka merasa bahwa otoritas sepak bola lokal tidak memberikan keadilan yang seharusnya.
Presiden Persibo, Deddy Adriyanto Wibowo, menilai bahwa putusan Komite Disiplin dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) hanya memfokuskan perhatian pada timnya, sementara tindakan kekerasan yang dialami oleh pemain Persibo tidak mendapat perhatian yang layak.
Insiden bermula setelah Amir Hamzah mencetak gol penyama kedudukan 1-1 pada menit injury time lewat tendangan bebas cepat. Sebelumnya, Deltras Sidoarjo telah unggul 1-0. Tindakan tersebut memicu protes keras dari tim Deltras, yang menganggap tendangan bebas tersebut tidak sah. Ketegangan memuncak, dan pemain Persibo mengalami serangan fisik, beberapa di antaranya mengalami luka serius.
Komite Disiplin PSSI kemudian membatalkan gol tersebut dengan alasan bahwa gol itu dianggap tidak sah. Persibo merasa sangat kecewa karena aksi kekerasan terhadap timnya tidak mendapat sorotan yang memadai dari pihak berwenang.
Pihak Persibo lalu melayangkan banding kepada Komite Banding (Komding), namun PRO LIB mengambil alih dan memutuskan untuk mempertahankan keputusan pembatalan gol Persibo. Pertandingan akan dilanjutkan pada 18 Januari 2025 dengan susunan pemain yang sama di venue netral, dengan skor sementara tetap 1-0 untuk keunggulan Deltras.
Deddy menambahkan, "Saya selaku Presiden Klub Persibo Bojonegoro sangat kecewa dengan keputusan PT Liga Indonesia Baru. Ini mencerminkan kondisi sepak bola Indonesia saat ini dan keputusan ini akan memberikan dampak signifikan bagi masa depan sepak bola di tanah air."
Comments
0 comment