
Mengenal Farikha, Bintang Badminton Internasional dari Kudus

Farikha Sukrotun: Dari Pemain Bulu Tangkis ke Wasit Internasional
Farikha Sukrotun, wasit perempuan yang menjadi sorotan di Final Badminton Asia Champions 2025, memiliki perjalanan inspiratif yang layak disimak. Hidup di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, perempuan 29 tahun ini awalnya bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis sejak SD kelas 5.
Saat SMP, Farikha aktif mengikuti berbagai pertandingan di Kudus dan pernah bergabung dengan klub bulu tangkis setempat. Namun, pada 2016 ketika kuliah di Yogyakarta, dia mendapatkan peluang mengikuti ujian wasit tingkat Kabupaten Kudus. Dengan restu dari ayahnya, yang juga wasit sekaligus mentor, Farikha memulai perjalanan baru di dunia wasit.
Langkah Menuju Wasit Nasional dan Internasional
Setelah sukses di tingkat kabupaten, Farikha terus mengasah kemampuan dengan mengikuti ujian wasit tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017, berhasil masuk tiga besar. Konsistensinya berlanjut dengan lulus ujian nasional tingkat B di Jakarta dan meraih peringkat satu ujian nasional tingkat A di Magelang.
Meski sempat vakum selama pandemi, semangat Farikha tetap menyala. Pada 2024, ia berhasil lulus ujian kenaikan tingkat di China dan akhirnya dipercaya memimpin pertandingan di kejuaraan Asia. Pengalaman menjadi wasit di ajang BWF Super 100 (2022) dan BWF Super 500 (2024) di Jakarta pun menjadi bukti dedikasinya.
Tekad dan Tantangan di Balik Kerja Wasit
Farikha bercerita bahwa tantangan terbesar dalam menjadi wasit adalah menguasai teori aturan bulu tangkis yang ketat, bukan sekadar praktik di lapangan. Proses pembelajaran dan ujian teori yang ketat membuat perjalanan menjadi wasit internasional penuh perjuangan dan disiplin tinggi.
Kecanggungan pun pernah ia rasakan saat memimpin laga final kejuaraan di China, terutama di nomor ganda putra yang terkenal dengan kecepatan bola dan intensitas pertandingan.
Keseimbangan antara Profesi dan Passion
Meski berkiprah di level internasional, Farikha tetap menjalani profesi sebagai kasir toko di desanya. Ia merasa bersyukur bisa menyeimbangkan kedua dunia ini, menyatakan bahwa pekerjaan harian memudahkan izin ketika menjalankan tugas wasit.
Farikha juga aktif sebagai koordinator wasit di tingkat daerah, termasuk pada event Sirkuit Nasional di Jawa Tengah. Melalui dedikasi dan kerja kerasnya, ia menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk menembus dunia olahraga yang masih didominasi pria.
Comments
0 comment