
Langkah ESI Jabar: Pemain Game Online Digrak ke Barak!

Inovasi Pendidikan Karakter Melalui Esports di Jawa Barat
Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang membawa siswa bermasalah ke markas TNI untuk mendapatkan pendidikan karakter, memicu berbagai tanggapan. Salah satu kelompok siswa yang mendapat perhatian adalah mereka yang bermain game online secara berlebihan, terutama Mobile Legends.
Sekretaris Umum Esports Indonesia (ESI) Jawa Barat, Kiki Nurjaman, menyambut positif langkah ini namun memberi catatan penting: tidak semua gamer online adalah siswa bermasalah.
"Esports dulu lahir dari olahraga rekreasi, kini berkembang menjadi olahraga prestasi dengan potensi besar dalam pengembangan sumber daya manusia," kata Kiki.
ESI mendukung penuh program pendidikan karakter karena sejalan dengan nilai disiplin dan sportivitas yang dijunjung tinggi di dunia esports profesional. Atlet esports pun menjalani latihan terstruktur serta program pembinaan karakter serupa dengan cabang olahraga konvensional.
Contohnya, dalam PON 2024 lalu, para atlet mengikuti program karakter building selama seminggu yang mencakup latihan fisik, pendampingan pelatih khusus dan psikolog, serta pengaturan jam bermain ketat (4 jam siang dan 2 jam malam).
Kiki menegaskan, anak yang kecanduan bermain game bisa dianggap bermasalah, namun para pemain profesional bermain sesuai aturan yang menghindarkan kecanduan.
"Bermain game adalah ekspresi diri seperti futsal atau sepak bola — bedanya cuma menggunakan handphone. Namun jika berlebihan, tentu berdampak pada karakter. Itulah yang dijaga oleh Kang Dedi," jelasnya.
Program pendidikan karakter ini juga membantu menyaring talenta muda supaya diarahkan ke esports prestasi. "Atlet hebat bukan hanya dari kemampuan bermain tapi juga sikap yang baik—misalnya, perilaku kasar di pertandingan pun bisa kena sanksi," tambah Kiki.
Potensi esports di Jawa Barat sangat besar. Pada PON 2024, cabor esports Jabar sukses meraih satu medali emas untuk Free Fire serta dua medali perunggu dari Mobile Legends dan Lokapala, mengukuhkan kualitas sumber daya manusia di bidang ini.
"Esports itu serius dan penuh potensi, bukan sekadar bermain game," tutup Kiki.
Comments
0 comment