13
views
views
Meta telah mulai menandai gambar yang diunggah di platformnya dengan label 'Made by AI' sejak Mei lalu. Namun, label ini juga muncul pada sejumlah foto asli, memicu protes dari para fotografer. Beberapa fotografer, termasuk mantan fotografer Gedung Putih Pete Souza, mengungkapkan kekecewaannya ketika foto-foto asli mereka, seperti gambar pertandingan bola basket yang diunggah di Instagram, secara tidak tepat diberi label 'Made by AI'.
Contoh lain yang mencolok adalah foto yang diunggah oleh tim kriket Kolkata Knight Riders saat merayakan kemenangan di turnamen Indian Premier League Cricket. Sama seperti foto Souza, label AI ini hanya muncul di aplikasi mobile dan tidak terlihat di versi web.
Souza mengaku telah berusaha menghapus label tersebut, namun tidak berhasil. Ia menduga bahwa penggunaan fitur cropping dan flattening dari Adobe sebelum menyimpan gambar sebagai JPEG mungkin telah memicu algoritma Meta. Selain itu, Meta juga menandai foto asli sebagai buatan AI ketika fotografer menggunakan fitur AI generatif, seperti Generative Fill di Adobe Photoshop, untuk mengedit gambar.
PetaPixel membuktikan hal ini dengan menghapus noda kecil dari foto menggunakan fitur Generative Fill, dan saat foto tersebut diunggah ke Instagram, label 'Made by AI' langsung muncul. Banyak fotografer mengkritik kebijakan Meta yang menganggap editan kecil sebagai hasil karya AI. "Jika foto yang 'diretouch' dianggap 'Dibuat dengan AI', maka istilah tersebut kehilangan maknanya," ungkap fotografer Noah Kalina dalam postingannya di Threads, seperti dilansir dari The Verge.
Dalam pernyataan resminya, juru bicara Meta, Kate McLaughlin, mengakui adanya masalah ini dan menyatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi pendekatan mereka. Namun, ia tidak menjelaskan penyebab pasti mengapa foto-foto tersebut diberi label 'Made by AI'. "Kami mengandalkan indikator standar industri yang digunakan oleh perusahaan lain dalam konten dari alat mereka, dan kami secara aktif bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini untuk meningkatkan proses kami agar sesuai dengan tujuan kami," kata McLaughlin.
Contoh lain yang mencolok adalah foto yang diunggah oleh tim kriket Kolkata Knight Riders saat merayakan kemenangan di turnamen Indian Premier League Cricket. Sama seperti foto Souza, label AI ini hanya muncul di aplikasi mobile dan tidak terlihat di versi web.
Souza mengaku telah berusaha menghapus label tersebut, namun tidak berhasil. Ia menduga bahwa penggunaan fitur cropping dan flattening dari Adobe sebelum menyimpan gambar sebagai JPEG mungkin telah memicu algoritma Meta. Selain itu, Meta juga menandai foto asli sebagai buatan AI ketika fotografer menggunakan fitur AI generatif, seperti Generative Fill di Adobe Photoshop, untuk mengedit gambar.
PetaPixel membuktikan hal ini dengan menghapus noda kecil dari foto menggunakan fitur Generative Fill, dan saat foto tersebut diunggah ke Instagram, label 'Made by AI' langsung muncul. Banyak fotografer mengkritik kebijakan Meta yang menganggap editan kecil sebagai hasil karya AI. "Jika foto yang 'diretouch' dianggap 'Dibuat dengan AI', maka istilah tersebut kehilangan maknanya," ungkap fotografer Noah Kalina dalam postingannya di Threads, seperti dilansir dari The Verge.
Dalam pernyataan resminya, juru bicara Meta, Kate McLaughlin, mengakui adanya masalah ini dan menyatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi pendekatan mereka. Namun, ia tidak menjelaskan penyebab pasti mengapa foto-foto tersebut diberi label 'Made by AI'. "Kami mengandalkan indikator standar industri yang digunakan oleh perusahaan lain dalam konten dari alat mereka, dan kami secara aktif bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini untuk meningkatkan proses kami agar sesuai dengan tujuan kami," kata McLaughlin.
Comments
0 comment