Arab Saudi Jadi Pemain Kunci dalam Menangani Krisis Global
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, semakin aktif menerima kunjungan para pemimpin dunia dalam upaya membahas konflik global yang semakin mendesak. Pada hari Senin, 10 Maret, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menjalin pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi guna membahas situasi perang Rusia di Ukraina. Pertemuan ini dilaksanakan menjelang diskusi yang dijadwalkan pada Selasa, 11 Maret, di mana delegasi Ukraina dan Amerika Serikat akan membicarakan kemungkinan akhir perang agresi Rusia serta kesepakatan keamanan yang mengatur akses AS ke cadangan mineral dan logam berharga di Ukraina. Ini akan menjadi kesempatan pertama bagi delegasi Ukraina dan AS untuk bertemu secara langsung setelah ketegangan antara Presiden AS dan Presiden Zelenskyy di Gedung Putih pada akhir Februari lalu.
Fakta bahwa kedua negara memilih Arab Saudi sebagai lokasi pertemuan, alih-alih Eropa, mencerminkan posisi strategis kerajaan kaya minyak ini di Timur Tengah. "Arab Saudi telah berhasil menempatkan dirinya sebagai penyelenggara dialog dalam dua hingga tiga tahun terakhir," ungkap Sebastian Sons, peneliti senior di think tank Jerman CARPO. "Dalam strategi kebijakan luar negeri Arab Saudi, sangat penting untuk menjaga komunikasi dengan semua pihak," tambahnya. Arab Saudi berupaya mempertahankan posisi netral sebagai cara untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka di antara semua pihak yang terlibat dalam konflik ini. "Netralitas Arab Saudi telah menempatkannya dalam posisi mediasi saat ini," kata Mohammed Kawas, analis politik yang berbasis di London. "Negara ini menghindari kritik dan sanksi Barat terhadap Rusia, yang memungkinkan mereka untuk berperan lebih konstruktif di panggung internasional."
Kunjungan Pemimpin Dunia ke Arab Saudi
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, semakin aktif menerima kunjungan para pemimpin dunia untuk membahas konflik global yang mendesak. Pada Senin, 10 Maret, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, bertemu dengan Putra Mahkota Saudi untuk mendiskusikan perang Rusia di Ukraina.
Pertemuan ini berlangsung menjelang diskusi pada Selasa, 11 Maret, di mana delegasi Ukraina dan Amerika Serikat akan merundingkan kemungkinan akhir perang dan kesepakatan keamanan terkait akses AS ke cadangan mineral Ukraina. Ini adalah kali pertama delegasi Ukraina dan AS berbicara langsung setelah ketegangan antara Presiden AS dan Presiden Zelenskyy di Gedung Putih pada akhir Februari.
Pemilihan Arab Saudi sebagai lokasi pertemuan menyoroti posisi strategis kerajaan kaya minyak ini. "Arab Saudi telah menempatkan dirinya sebagai platform dialog," kata Sebastian Sons dari think tank CARPO. "Sangat penting bagi Saudi untuk berbicara dengan semua pihak." Negara ini berusaha untuk tetap netral agar dapat menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terlibat.
"Netralitas Arab Saudi telah membawanya ke peran mediasi," jelas analis politik Mohammed Kawas. "Negara ini menghindari kritik dan sanksi Barat terhadap Rusia, memungkinkan mereka untuk berperan konstruktif di panggung internasional."
Comments
0 comment