
Strategi Staf Pelatih Agar Timnas U-17 Tetap Bersahaja dan Berprestasi

Timnas Indonesia U-17 Bersinar di Piala Asia U-17 2025
Timnas Indonesia U-17 mencatatkan prestasi gemilang di Piala Asia U-17 2025. Dengan strategi cerdas dari staf pelatih Garuda Muda, anak-anak asuhannya terus menunjukkan performa yang mengesankan. Di Grup C, Indonesia sukses menyapu bersih kemenangan, termasuk laga terakhir melawan Afghanistan di Prince Abdullah Al-Faisal Stadium, Jumat (11/4/2025) dini hari WIB. Fadly Alberto Hengga dan Zahaby Gholy menjadi bintang lapangan, membawa Indonesia meraih kemenangan.
Sebelumnya, Indonesia juga sukses meraih kemenangan saat menghadapi Korea Selatan dengan skor 1-0 di laga pertama dan menghancurkan Yaman dengan skor 4-1. Dengan hasil ini, Indonesia telah memastikan tiket ke perempat final Piala Asia U-17 2025 sekaligus ke Piala Dunia U-17 2025.
Pentingnya Kedisiplinan
Manajer Timnas U-17, Ahmed Zaki Iskandar, menekankan pentingnya para pemain untuk tidak cepat berpuas diri. Ia menyatakan bahwa kedisiplinan pada hal-hal kecil menjadi kunci kesuksesan. "Saya juga manajer di Timnas U-20, setiap kelompok umur memiliki pola dan disiplin yang ditanamkan tim pelatih, termasuk psikolog dari awal," ujar Zaki dalam perbincangan.
Menurutnya, kedisiplinan itu mulai dari pengaturan jadwal tidur, istirahat, hingga makan bersama. "Tidak boleh telat, sudah setahun sistem ini dijalankan. Bahkan setelah makan, piring dan peralatan makan harus dibereskan," tambahnya.
Motivasi untuk Masa Depan
Zaki menekankan bahwa kedisiplinan kecil ini membangun kesadaran pemain untuk mendisiplinkan diri terkait perkembangan karier dan performa. "Kita belajar dari pengalaman tim kelompok umur sebelumnya, sehingga motivasi ini sangat penting," jelasnya.
Selain itu, Ahmed Zaki mengingatkan para pemain untuk memiliki mimpi besar. Menjadi bintang Liga 1 tidak boleh dijadikan ambisi tertinggi. "Peluang untuk talent scouting terbuka luas dengan seringnya bermain di Piala Asia. Namun, semua itu memerlukan disiplin yang tinggi," tegasnya.
Ia menekankan kembali bahwa jika harapan hanya sebatas mencapai Liga 1, pemain akan kehilangan kesempatan berharga. "Hal-hal kecil sudah ditanamkan dalam kelompok umur untuk menata kehidupan mereka," tutup Ahmed Zaki.
Comments
0 comment