
Mengapa iPhone Diproduksi di China? Simak Penjelasan dari Steve Jobs dan Tim Cook

Visi Kontroversial Trump tentang Produksi iPhone di AS
Gedung Putih percaya bahwa visi Donald Trump mengenai produksi iPhone di Amerika Serikat akan terwujud. Meskipun demikian, analis dan pihak Apple sendiri pernah menyatakan bahwa hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan. Jubir Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa Trump optimis bahwa investasi USD 500 miliar yang baru-baru ini diumumkan oleh Apple, disertai dengan penerapan tarif, dapat memotivasi perusahaan untuk meningkatkan manufaktur di AS.
“Dia percaya bahwa kita memiliki tenaga kerja dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya. Jika Apple meragukan kemampuan AS, mereka tentu tidak akan menginvestasikan uang sebanyak itu,” ungkapnya.
Panggilan untuk Memindahkan Produksi
Dalam sebuah posting di jejaring sosial Truth Social, Trump mendesak perusahaan-perusahaan untuk segera memindahkan operasi mereka ke AS. “Ini adalah waktu yang tepat untuk memindahkan perusahaan Anda ke AS, seperti Apple dan banyak lainnya yang telah melakukannya,” tulisnya.
Realitas Tenaga Kerja di AS
Namun, CEO Apple, Tim Cook, dan pendahulunya, mendiang Steve Jobs, pernah menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja di AS tidak setara dengan negara-negara seperti China, yang saat ini memproduksi sekitar 85% iPhone. Dalam sebuah perbincangan dengan Barack Obama pada tahun 2010, Jobs mencatat bahwa AS kekurangan jumlah tenaga terlatih yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan semacam itu.
“Saat itu, Apple memiliki sekitar 700.000 pekerja pabrik di China dan memerlukan 30.000 teknisi untuk mendukung mereka. Anda tidak dapat menemukan banyak orang di Amerika untuk dipekerjakan,” tegasnya.
Tim Cook juga menyampaikan kepada Fortune pada tahun 2017 bahwa perusahaan-perusahaan seperti Apple tidak hanya mengandalkan negara-negara seperti China karena biaya tenaga kerja yang rendah, tetapi lebih pada kualitas tenaga kerjanya. “Keterampilan dan kuantitas keterampilan yang tersedia di satu lokasi sangat penting untuk produk kami,” tambahnya.
“Produk kami memerlukan peralatan yang sangat canggih. Ketepatan dalam pembuatan alat dan sourcing material yang kami lakukan adalah yang terbaik, dan keterampilan di bidang ini sangat mendalam di China,” jelasnya. “Di AS, kita mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan dari pertemuan teknisi yang ada, sementara di China, kita bisa mengisi beberapa lapangan sepak bola,” cetusnya.
Comments
0 comment