Djadjang Nurdjaman Kembali ke Persib Bandung sebagai Direktur Teknik

Pemenang Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015, Djadjang Nurdjaman, atau yang akrab disapa Djanur, kembali ke pangkuan Maung Bandung sebagai Direktur Teknik. Dalam perannya ini, Djanur akan memfokuskan perhatian pada pengembangan pemain muda, menjadi bagian dari upaya memperkuat masa depan klub yang sangat dihormati ini.

Adhitia Putra Herawan, Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat, menyatakan bahwa penunjukan Djanur sebagai direktur teknik adalah langkah penting dalam proses transformasi klub. "Saat ini, Persib tidak hanya bertransformasi, tetapi juga terus berinovasi dalam berbagai sisi. Penguatan sistem pembinaan pemain muda adalah salah satu fokus utama kami," ujarnya pada 2 Mei.

Kiprah Djanur di Persib tidak hanya terbatas pada perannya sebagai pelatih dan direktur teknik. Pria kelahiran Majalengka pada 30 Maret 1964 ini juga merupakan mantan pemain Persib yang memperkuat tim dari 1977 hingga 1978 dan kembali pada 1986 hingga 1992.

Setelah mengakhiri karier sebagai pemain, Djanur melanjutkan perannya di Persib dalam berbagai jabatan, mulai dari asisten pelatih hingga pelatih kepala. Di bawah kepemimpinannya, Persib meraih dua gelar bergengsi: ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.

Menjadi direktur teknik, Djanur memiliki tanggung jawab besar meskipun posisinya berada di luar struktur tim utama. "Kami mencari sosok yang memahami kultur sepakbola Bandung dan memiliki pengalaman di level tertinggi. Djanur adalah pilihan yang tepat untuk tugas ini," tambah Adhitia.

Dengan senyum hangat yang selalu menghiasi wajahnya, Djanur kini bertugas menyusun kurikulum pembinaan untuk mencari dan mengembangkan talenta muda yang memiliki potensi menjadi penggawa regenerasi untuk tim kebanggaan ini. "Peran direktur teknik sangat vital untuk memberikan arahan dalam pembinaan usia muda," ungkapnya.

Perjalanan Djanur dalam sepakbola dimulai saat ia masih remaja, bergabung dengan Persib pada periode 1977-1978. Setelah berkiprah di sejumlah klub Galatama, ia kembali ke Bandung sebelum Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986. Di usia 22 tahun, Djanur mencatatkan namanya sebagai pahlawan dengan gol penentu di partai final melawan Perseman Manokwari, membawa Persib meraih gelar juara setelah 25 tahun menanti.

Setelah pensiun sebagai pemain, kontribusinya tidak berhenti. Keberhasilan besar Persib meraih gelar Divisi Utama 1993/1994 dan Liga Indonesia 1994/1995 menandai era keemasan klub. Dengan kepercayaan sebagai pelatih kepala pada 2013, Djanur kembali mengantarkan Persib meraih prestasi tinggi di ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.

Setelah mendapatkan pelatihan di Inter Milan, Djanur kembali ke bangku kepelatihan Persib di tengah musim kompetisi. Kini, setelah sekian tahun, ia kembali dengan semangat dan pengalaman baru sebagai Direktur Teknik, berkomitmen untuk membangun masa depan yang cerah bagi klub.

"Saya merasa terhormat bisa dipercaya kembali sebagai Direktur Teknik. Ini adalah sebuah penghargaan besar bagi saya. Darah saya adalah Persib," ucap Djanur penuh perasaan. Ia bertekad untuk membina pemain muda dengan menyusun kurikulum yang efektif, memastikan bahwa masa depan Maung Bandung cerah dengan pemain-pemain berkualitas.

Djanur percaya bahwa potensi di kalangan pemain muda di Kota Bandung dan Jawa Barat sangat besar. Namun, lebih penting lagi, mereka harus memiliki karakter dan akhlak yang baik. "Menjadi bagian dari Persib adalah impian semua anak muda di sini, tapi mereka perlu siap secara fisik, mental, serta memiliki karakter yang baik," tutupnya.