views
Bakmi Tan: Legenda 55 Tahun dengan Rasa Juara Ayam Kampung dan Jamur
Bakmi Tan Ayam Kampung: Surga Tersembunyi di Cikini
Tempat makan ini terletak di sudut tersembunyi Cikini, Jakarta Pusat. Meskipun tampil sederhana, bakmi ayam kampung yang disajikan di sini telah terkenal sejak tahun 1970. Menelusuri jalan Cikini, Anda akan menemukan berbagai jajanan dan restoran, termasuk Bakmi Tan Ayam Kampung yang 'nyempil' di Jalan Probolinggo, Gondangdia.
Bakmi Tan berlokasi di halaman rumah tua yang sederhana, di mana sang pemilik, Ko Petrus, dengan penuh dedikasi meracik bakmi halal yang telah ada selama lebih dari 55 tahun. "Saya memang dari kecil hobi masak, dan keluarga saya juga jago masak, jadi bisa dibilang membuat bakmi ini sudah menjadi tradisi," ungkap Ko Petrus yang kini berusia 70 tahun.
Menu Klasik yang Menggugah Selera
Bakmi Tan pertama kali berjualan di kawasan Pecenongan sebelum pindah ke Cikini pada tahun 2010. Ko Petrus menjelaskan, "Ciri khas Bakmi Tan adalah semua bahan yang digunakan tanpa pengawet, saya olah sendiri, dan tanpa tambahan MSG." Meskipun usianya tidak muda lagi, semangat Ko Petrus dalam membuat mie dan melayani pengunjung tetap membara.
Setelah didatangi food vlogger, tempat ini mulai dikenal luas, namun pelanggan setia tetap berdatangan. "Saya selalu berinovasi, resep mie ini menggunakan telur bebek dan tanpa campuran apapun, sehingga mie hanya bertahan 1-2 jam di suhu ruangan untuk menjaga kualitasnya," tambahnya.
Menu Andalan
Setiap hari, Ko Petrus tidak menghitung porsi yang terjual, melainkan dari jumlah ayam kampung yang digunakan, bisa mencapai 5-10 ekor per hari. Menu utama yang paling banyak dipesan adalah Bakmi Bakso Sapi dan Bakmi Swikiaw Shitake, masing-masing seharga Rp 64.000. Mie diracik tanpa minyak ayam, melainkan menggunakan campuran minyak kacang tanah dan kedelai, memberikan cita rasa yang unik.
Bakmi disajikan dengan kuah terpisah, tampilan yang menggugah selera dengan irisan jamur shitake dan taburan wijen. Mie keriting kecil ini memiliki tekstur kenyal dan garing, serta direbus dengan kaldu ayam kampung yang gurih. Irisan daging kampung yang disajikan cukup royal, empuk, dan tidak berminyak.
Topping suikiaw, sejenis pangsit yang dibuat saat ada pesanan, menggunakan isian daging udang dan ayam cincang halus. Ukurannya besar, mirip gyoza, dan rasanya pas untuk menemani bakmi dan kaldu ayam.
Camilan Lezat
Menu di Bakmi Tan tidak banyak, hanya bakmi, bihun, dan camilan seperti otak-otak dan bakso goreng. Ko Petrus ingin menjaga mutu makanan yang disajikan. Bihun Pangsit Swikiaw Shitake, seharga Rp 64.000, menggunakan bihun beras yang lebih tinggi serat dan direndam dengan air panas agar tidak hancur.
Untuk camilan, ada Otak-otak dan Bakso Goreng Ayam, masing-masing seharga Rp 35.000. Keduanya dibuat homemade dengan bahan berkualitas tanpa MSG atau pengawet. "Otak-otak saya pakai ikan tenggiri segar, dan bakso gorengnya menggunakan daging ayam," jelas Ko Petrus.
Dengan misi menyajikan makanan enak dan sehat, harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal, namun sebanding dengan kualitas dan rasa yang diberikan. Bagi yang ingin mencoba bakmi legendaris ini, silakan berkunjung langsung ke Bakmi Tan atau memesannya melalui aplikasi ojek online.
Comments
0 comment