Ribuan Artefak Batak disimpan dalam Museum Eropa.

Sejak didirikannya Muesum Balige atau yang juga dikenal dengan nama TB Silalahi Center
yang diresmikan pada tanggal 18 Januari 2011 Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai museum Batak. Di museum Balige ini telah menyimpan sebanyak 168 jenis benda
kuno bersejarah peninggalan nenek moyang suku Batak.
Koleksi utama museum ini selain dari koleksi pribadi Bapak TB Silalahi yang berada di
museum Jejak Langkah Bapak TB Silalahi, dan rumah Batak Kuno yang terletak di Huta Batak
Komplek TB Silalahi Center. Museum ini juga memiliki koleksi artefak-artefak Batak kuno
yaitu, museum Batak (indoor) berjumlah 1010 koleksi, museum Batak (outdoor) 49 koleksi,
museum Jejak Langkah TB Silalahi (indoor) 2648 koleksi dan museum Jejak Langkah TB
Sisilahi (outdoor) 5 koleksi.
Yang melatarbelakangi didirikannya Museum Batak ini adalah supaya artefak budaya Batak
kuno yang masih berada di museum-museum Eropa dan kolektor asing dapat dikembalikan
secepatnya ke Indonesia. Menurut Presiden saat itu, upaya pengembalian tersebut harus
dilakukan secara baik-baik, termasuk menjalin kerja sama dengan sejumlah museum di luar
negeri yang menjadi kolektor budaya Batak terbesar
Dan diperkirakan dari sekitar 1.600 naskah Batak kuno, 90% naskah Batak kuno tersebut
menjadi koleksi di museum-museum Eropa, dan seribu diantaranya berada di Belanda.
Sedangkan di Indonesia sendiri hanya menyimpan 192 naskah Batak kuno. Silalahi
mengatakan, Museum Batak sengaja dibangun agar beberapa naskah Batak kuno yang saat ini
masih berada di luar negeri bisa kembali ke Tanah Air. Karena pihak seperti di negeri Belanda,
Jerman dan Inggris yang merupakan kolektor artefak budaya Batak terbesar berjanji mau
mengembalikannya jika di Indonesia memiliki Museum yang layak dan baik untuk menyimpan
dan merawat artefak tersebut.

Baca Juga  Masyarakat Tapteng Bersatu Dukung Pemberantasan Narkoba

Muesum Batak saat ini baru menyimpan sekitar 1.000 koleksi berbagai benda budaya milik
enam puak Batak, yaitu batak Toba, Batak Mandailing, batak Angkola, Batak Simalungun,
batak Karon, dan Batak Pakpak.
Wow… diperkirakan masih banyak lagi artefak budaya Batak berada di luar negeri. Dan
pemerintah masih mengupayakan pengembalian artefak budaya Batak tersebut. Jika saja orang
luar negeri mau menghargai yang bukan budaya mereka sendiri, bukankah kita adalah yang
seharusnya paling bangga sebagai pemilik budaya tersebut. Mari terus kita lestarikan budaya
kita, yaitu budaya Batak. Yang dengan adanya peninggalan artefak ini cukup membuktikan
bahwa Batak adalah suku Bangsa yang besar.
Akhir kata penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama, tempat atau gelar.
Saran dan kritik yang positive dan bersifat membangun sangat diharapkan. Terima kasih karena
telah meluangkan waktunya untuk membaca.

Share