(1 Korintus 6:12-20)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Saya menyapa segenap warga dan majelis jemaat serta para pemerhati dan pecinta HKBP Resort Yogyakarta di mana pun berada. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah dan dari Yesus Kristus hendak mengawali dan merajai hati dan pikiran kita di masa-masa pencobaan yang menyulitkan ini. Amen.
Saudara-saudari, percabulan atau perzinahan sudah terjadi sejak lama, bahkan kelihatannya setua peradaban manusia. Alkitab turut mengungkap rangkaian percabulan seksual karena dosa dalam proses kehidupan umat. Dulu di wilayah kota Korintus, percabulan atau perzinahan seksual adalah “legal dan halal” dalam kehidupan sosial karena pengaruh suatu semboyan umum pada waktu itu yang dianut oleh banyak orang: “Segala sesuatu halal bagiku …”. Dan juga karena pengaruh suatu paham yang mengajarkan bahwa tubuh yang fana ini tidaklah penting-penting amat karena sifatnya akan binasa, tidak kekal. Tetapi kemudian rasul Paulus merumuskan semboyan baru yang ditujukan ke warga Kristen Korintus dan kita orang beriman: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna” (1 Kor 6:12). Dalam konteks kehidupan semacam itu, orang Kristen Korintus yang relatif baru menjadi warga gereja dan sangat minoritas di tengah kehidupan sosial saat itu, haruslah meninggalkan cara hidup lama gaya kafir dan kemudian mengenakan cara hidup baru secara Kristen agar bersesuaian dengan Firman Allah sebagaimana yang diberitakan dan diajarkan oleh rasul Paulus dan berlaku juga untuk orang Kristen di era teknologi digital masa kini.
Berkait dengan hal tersebut, rasul Paulus sembari bertanya dan menegaskan: “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!” (1 Kor 6:15). Kemudian rasul Paulus kembali bertanya sambil menegaskan: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Kor 6:19). Dalam hal ini Paulus hendak mengajak orang Kristen Korintus bersama orang beriman masa kini supaya menyadari dan meyakini bahwa ‘tubuhmu adalah anggota Kristus dan bait Roh Kudus’. Bahkan ditegaskan bahwa: “ kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar ….” oleh karya pengorbanan dan penebusan Kristus di kayu salib serta kebangkitan-Nya yang mengalahkan kuasa dosa dan maut. “Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:20).
Saudara-saudari, apa arti dan relevansi nas renungan ini bagi kita orang beriman dan warga gereja di tengah kehidupan modern masa kini yang tergoda menjadi masyarakat permisif yaitu “cenderung membolehkan/mengijinkan segalanya” – termasuk korupsi dan percabulan/perselingkuhan yang dianggap biasa? Sebagai orang beriman yang telah hidup di bawah hukum kasih karunia dari Allah, maka marilah kita hidup berpadanan sesuai dengan panggilan kita untuk belajar berpikir, bertindak, beriman, berbelas-kasih dan berpengharapan yang dipimpin oleh Roh agar pada gilirannya kita membuahkan buah roh dan bukan nafsu kedagingan (Gal. 5:22). Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa tujuan Allah mengaruniakan tubuh, nyawa, roh, dan jiwa serta totalitas kehidupan kita adalah untuk memuliakan Allah. Karena itu, muliakanlah Allah dengan kehidupanmu, dengan pikiran, kata, dan perbuatan yang baik, benar, yang membangun, yang berguna, yang adil dan damai seturut kehendak Allah. Pada masa dan setelah wabah virus corona ini, marilah kita merawat tubuh dan jiwa kita sebagai bait Roh Kudus untuk kemuliaan Allah karena Kristus Yesus yang telah menaklukkan dosa dan maut