Ungkapan filosofis berbahasa Batak ini berjudul Poda yang artinya nasihat. Poda sitiopon, tona siingoton bisa dialihbahasakan tona nasihat harus dipegang teguh atau disimpan dalam hati. Sementara tona pesan harus didegungdegungkan terus-menerus, artinya berulang kali harus dingatkan. Rangkaian ungkapan itu juga disebut juga, poda do sibahen na sursuran, roha do sibahen dao ni partuturan.
Artinya; pelajaran-pelajaran yang diterimalah menentukan kepandaian seseorang. Oleh sebab itu, hatilah yang menentukan batas-batas partuturan. Apa maksudnya? Maksudnya bahwa kemauan dan suka hati oranglah yang menentukan batas-batas pertuturannya, persaudarannya.
Pada tradisi, adat dan budaya Batak hata tona dohot poda ialah kata amanah dan nasihat. Sementara umpasa dan umpama berisikan pesan bagaimana membangun system moral yang kini senantiasa diajarkan oleh agama-agama modern di seluruh dunia. Hata tona dohot poda dapat disampaikan dalam bentuk umpasa dan umpama. Bahkan, segala pesan yang disampaikan dalam bentuk umpasa dan umpama, tertentu bukan hanya sekedar kata-kata bijak yang indah dan baik. Tetapi merupakan ucapan berkat (pasu-pasu) dan doa (tangiang) dari yang menyampaikan kepada yang menerimanya.
Sekali lagi, kata tona ialah kata-kata yang berisi: amanah, pesan atau anjuran. Misal: Ingkon di toru do tangan na mangido. Artinya: “Harus di bawah posisi tangan meminta”, maksudnya jika mengharapkan atau memohon sesuatu hendaklah dengan kerendahan hati. Atau; “Pantun do hangoluan, tois do hamagoan.” Artinya: Sopan santun sumber kehidupan, tetapi congkak alamat celaka.
Moral dari ungkapan ini mengingatkan agar nasihat harus dijadikan pegangan hidup. Kuat dipegang untuk disimpan dalam sanubari. Dan tona adalah pesan mesti terus diingat. Keduanya poda dan tona perlu dijadikan sebagai dian untuk menerangi jalan. Berpegang teguh pada setiap cara hidup yang diperjuangkan. Lagi-lagi tona pesan harus didegungdegungkan terus-menerus, artinya berulang kali harus dingatkan.
Lagi, nasihat harus dipegang teguh. Terutama nasihat orangtua. Tak jarang nasihat-nasihat yang diberikan orangtua sejak kecil bagi anak-anaknya terbukti menjadi bekalnya menjalani kehidupan. Artinya nasihat orangtua jangan dihiraukan. Poda, nasihat-nasihatnya kepada anak keturunan supaya jadi pegangan hidup. Orangtua pun memerankan penasihat yang baik, menasihati anak-anak supaya mentaati kebenaran untuk dipegang teguh. Teguh karena disiplin. Disiplin harus dipegang teguh, bahkan rela menahan sakit.
*Penulis : Hojot Marluga adalah seorang jurnalis, dulu menjadi redaktur pelaksana Reformata. Saat ini menggeluti dunia penulisan buku-buku memoar; otobiografi dan biografi.
hitabatak.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya serta event atau kegiatan yang perlu dipublikasikan. Tulisan hendaknya orisinal dan disertai dengan foto serta data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 600-1.500 karakter. Tulisan dapat dikirim ke redaksi [email protected] atau ke nomor 0822-7623-2237. Horas!