Pangulubalang Penjaga Masyarakat Batak Toba

Pangulubalang adalah peninggalan suku Batak ketika masih menganut animisme. Pangulubalang atau ulubalang adalah patung pelindung desa, khususnya pada saat penduduk desa sedang meninggalkan desa untuk bertani. Patung-patung ini terbuat dari batu, namun ada juga patung yang dibuat dari kayu.

Pangulubalang juga mempunyai peranan penting dalam masalah perselisihan antar marga atau antar desa; roh pangulubalang ditugaskan pergi ke daerah musuh untuk menutup mata dan telinga musuh agar tidak mampu berperang lagi. Pada saat-saat tertentu, patung ini dipuja dan disembah supaya masyarakat desa selamat dari mara bahaya dan juga untuk memohon rejeki.
Di Huta Batak, Museum Batak, Balige, terdapat peninggalan budaya masyarakat Batak Toba ketika masih menganut animisme. Ulubalang atau Pangulubalang namanya yang berbentuk patung dari batu atau dari kayu dan berfungsi sebagai panglima untuk melindungi dan memberi kesejahteraan kepada kampung atau marga.

Pangulubalang adalah benda berupa patung yang sudah diberi kekuatan mistis. Pangulubalang berfungsi sebagai panglima untuk melindungi dan memberi kesejahteraan kepada kampung atau marga.

Konon, patung ini diyakini sebagai penjaga yang mampu mengusir roh jahat yang ingin masuk ke dalam huta atau kampung. Pengulubalang juga mempunyai peranan penting dalam masalah perselisihan antar marga atau antar desa.

Roh pengulubalang dapat ditugaskan pergi ke daerah musuh untuk menutup mata dan telinga musuh sehingga tidak dapat berperang lagi. Dengan cara itulah, peperangan bisa usai atau bahkan batal terjadi.

Yang seram dari Pangulubalang adalah dahulu, Pengulubalang dioleskan darah dari mayat musuh atau darah anak kecil dari kampung musuh agar pangulubalang semakin kuat. Saat ini sudah tidak ada lagi huta yang memakai pangulubalang karena sudah tidak lagi peperangan antar marga atau antar desa. Pengulubalang cuma dapat dijumpai di museum-museum Batak seperti museum di Balige.

Share