views
#newsupdate #update #news #text
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menyinggung pemerintahan otoriter Soeharto. Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam acara Seminar Anak Muda untuk Politik yang diadakan oleh Puskapol UI (Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia).
Awalnya, JK menjelaskan sejarah perjalanan politik Indonesia mulai zaman pemerintahan Soekarno. Ia menyebut, pada mulanya, sistem pemerintahan Indonesia di zaman itu belum jelas.
"Nanti pada tahun setelah 50, baru terbentuk pemerintahan yang berbentuk parlementer. Artinya setiap saat pemerintah tergantung parlemen, pemerintahan bisa jatuh bangun setiap 6 bulan," kata JK dalam paparannya.
Setelah itu, JK pun menyinggung pemerintahan pada era kepemimpinan Soeharto selama 32 tahun. Menurutnya, kepemimpinan Soeharto berjalan demokratis pada awalnya. Namun, setelah 10 tahun, barulah sistem otoriter terasa lebih mendominasi.
"Soeharto itu 10 tahun masih baik, dalam artian demokrasi. Setelah itu lebih otoriter. Sekarang juga begitu kelihatannya. Setelah 10 tahun, nah muncullah, mulai macam-macam berbagai-bagai masalah," - JK.
Lebih jauh, politikus senior Partai Golkar itu menilai, setiap 10 tahun kepemimpinan seseorang akan rawan pemerintahan yang otoriter.
"Jadi itulah sebabnya kenapa Undang-Undang Dasar kita membolehkan presiden dan wapres itu hanya boleh dua kali [masa jabatan], tidak boleh lebih," tandasnya.
https://kumparan.com/kumparannews/ungkit-orba-jk-sebut-pemerintahan-berpotensi-otoriter-jika-lebih-dari-10-tahun-20tpCbbJm9E
Comments
0 comment