Pemerintah Optimistis Bisa Ekspor Hidrogen, Bidik Permintaan Global 469 Juta Ton
Kemenko Marves optimistis Indonesia bisa ekspor hidrogen hijau dan biru yang ramah lingkungan. #bisniuspdate #update #bisnis #text
Stasiun Pengisian Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS). Foto: PLN
Stasiun Pengisian Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS). Foto: PLN

Kemenko Marves optimistis Indonesia bisa ekspor hidrogen hijau dan biru yang ramah lingkungan, seiring permintaan global yang melonjak hingga 469 juta ton pada periode 2020-2050.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi, mengatakan permintaan hidrogen global diperkirakan akan meningkat lebih dari empat kali lipat antara tahun 2020 dan 2050, mencapai 469 juta ton per tahun.

"Pada tahun 2023, 1.418 proyek hidrogen ramah lingkungan diumumkan secara global, meningkat 36 persen dari tahun sebelumnya dan mewakili investasi sebesar USD 570 miliar," ujarnya dalam acara Indonesia International Hydrogen Summit 2024, Rabu (19/6).

Jodi menambahkan, salah satu kegunaan utama hidrogen bersih adalah untuk dekarbonisasi proses industri seperti manufaktur kimia dan penyulingan minyak, yang saat ini menggunakan hidrogen abu-abu. Hidrogen bersih juga dapat digunakan di sektor transportasi.

Dia menilai, Indonesia bisa menjadi pemimpin pada produksi hidrogen biru karena melimpahnya sumber daya gas alam dan kapasitas penyimpanan CO2, terbesar kedua dan ketiga di Asia Pasifik.

Selain itu, Indonesia juga mempunyai potensi besar produksi hidrogen hijau berkat sumber daya listrik panas bumi dalam negeri yang merupakan terbesar kedua di dunia, dan potensi kapasitas tenaga surya lebih dari 200 gigawatt (GW).

Dengan demikian, Jodi menilai industri hidrogen di Indonesia akan membawa manfaat ekonomi yang besar. Potensi tersebut berasal dari dua pasar utama, pertama pasar ekspor sebab lokasi strategis Indonesia di negara dengan permintaan hidrogen tinggi, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura dengan permintaan hidrogen gabungan sebesar 4 juta ton pada 2023.

"Permintaan ini hampir seluruhnya dipenuhi dengan hidrogen berbasis fosil. Kita berada dalam posisi yang baik untuk memenuhi sebagian dari permintaan ini melalui ekspor hidrogen rendah karbon di masa depan," ungkap Jodi.

Kedua, pasar untuk produksi amonia bersih yang penting bagi produksi pupuk Indonesia. Jodi mengatakan, industri pupuk sangat besar di Indonesia dengan ukuran pasar domestik sebesar USD 4,5 miliar.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi, di IPA Convex ke-48, Rabu (15/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi, di IPA Convex ke-48, Rabu (15/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Hal ini, lanjut Jodi, juga membantu Indonesia mengatasi risiko ekspor pupuk senilai USD 1 miliar melalui Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism/CBAM) yang diberlakukan oleh beberapa negara maju.

"Hal ini juga dapat mendekarbonisasi sektor transportasi kita, yang menyumbang 72 persen dari total emisi dengan menggunakan amonia rendah karbon sebagai bahan bakar pengiriman," tutur Jodi.

Berdasarkan potensi tersebut, Jodi mengungkapkan pemerintah Indonesia telah mengembangkan rencana strategis untuk membangun sektor hidrogen dalam negeri, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yaitu Strategi Nasional Hidrogen.

Jodi menyebutkan ada lima proyek hidrogen bersih yang sedang dikembangkan PT Pertamina (Persero). Ke depannya, Pertamina akan menambah proyek hidrogen bersih sebanyak proyek.

"Pertamina juga menekankan potensi hidrogen Indonesia dengan lima proyek hidrogen ramah lingkungan yang saat ini sedang dikembangkan, memanfaatkan potensi terbarukan dan juga kapasitas penyimpanan karbon. Proyek-proyek ini mewakili produksi hidrogen bersih hingga 1,4 juta ton per tahun," pungkasnya.

Berikut beberapa proyek hidrogen bersih yang sedang dikembangkan di Indonesia:

- Batam Bintan Green Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan 25 - 100 ktpa, beroperasi pada kuartal1 2027.

- Sumatra Clean Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan 25 - 100 ktpa, beroperasi pada kuartal 1 2027.

- Cilegon Clean Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan (TBC), beroperasi pada kuartal III 2027.

- North Sulawesi Green Ammonia Cluster dengan kapasitas yang direncanakan 500 ktpa, beroperasi pada kuartal 1 2030.

- Sumatra-Java Blue Ammonia Project dengan kapasitas yang direncanakan 730 ktpa (TBC).

https://kumparan.com/kumparanbisnis/pemerintah-optimistis-bisa-ekspor-hidrogen-bidik-permintaan-global-469-juta-ton-22y1KsXW4U5

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations