Muzdalifah Sangat Padat, Skema Murur Disiapkan untuk Jemaah Haji RI
Apa itu skema murur untuk jemaah haji? #newsupdate #update #news #text
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid saat memberikan keterangan pers soal Murur di Makkah, Kamis  (6/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid saat memberikan keterangan pers soal Murur di Makkah, Kamis (6/6/2024). Foto: Salmah Muslimah/kumparan

Muzdalifah saat puncak haji begitu padat. Area yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia untuk mabit di sana adalah seluas 82.350 m2.

Pada penyelenggaraan haji tahun 2023, setiap jemaah Indonesia saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45 m2 di Muzdalifah. Tahun ini setiap jemaah mendapat space 0,29 meter persegi.

Angka 0,29 meter persegi itu didapat dari luas area Muzdalifah bagi jemaah RI, dikurangi area proyek pembangunan toilet oleh pemerintah Arab Saudi, dibagi jumlah jemaah haji Indonesia. 82.350 m2 - 20.000 m2 = 62.350 m2/213.320 = 0,29m2.

Mengingat kepadatan tersebut, pemerintah Indonesia akan menerapkan skema murur. Skema ini sebagai upaya menjaga keselamatan jiwa jemaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah.

Infografis Murur.  Foto: Dok Kemenag
Infografis Murur. Foto: Dok Kemenag

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jadi jemaah tidak turun dari bus saat melewati kawasan Muzdalifah, lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.

“Murur ini semata-mata untuk menjaga keamanan dan kenyamanan jemaah. Dan agar tidak terjadi keterlambatan ke Mina. Sebab kalau ada keterlambatan ini masalahnya luar biasa terkait dengan cuaca juga yang mencapai 50 derajat celsius,” ucap Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Kamis (6/6/2024).

Skema murur ini, kata Subhan, menjadi ijtihad dan ikhtiar bersama dalam menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia.

“Tempat atau space di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan ini berpotensi kepadatan luar biasa yang jika dibiarkan akan dapat membahayakan jemaah. Sebab itulah kita akan menerapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah,” kata Subhan.

Infografis Murur.  Foto: Dok Kemenag
Infografis Murur. Foto: Dok Kemenag

Menurutnya murur ini bukan hanya dilakukan jemaah haji Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Karena, tempat yang tersedia di Muzdalifah memang dibagi rata sesuai jumlah jemaah di tiap negara. Makanya selama ini, skema murur juga diterapkan oleh sebagian besar jemaah haji asal Turki dan sejumlah jemaah asal Afrika.

Skema Murur ini, kata Subhan, sejalan dengan hasil musyawarah Pengurus Besar Harian Syuriyah Nahdlatul Ulama yang memutuskan bahwa kepadatan jemaah di area Muzdalifah dapat dijadikan alasan kuat sebagai uzur untuk dapat meninggalkan mabit di Muzdalifah, sehingga hajinya sah dan tidak terkena kewajiban membayar dam. Sebab, kondisi jemaah yang berdesakan berpotensi menimbulkan mudharat/masyaqqah dan mengancam keselamatan jiwa jemaah.

“Menjaga keselamatan jiwa (hifdu an-nafs) pada saat jemaah haji saling berdesakan termasuk uzur untuk meninggalkan mabit di Muzdalifah,” ujar Subhan mengutip salah satu kesimpulan musyawarah Syuriah PBNU.

Skema Murur

Pergerakan jemaah haji Indonesia 2024 dari Arafah akan dibagi dalam dua skema, yaitu: murur dan normal.

Pergerakan dengan skema murur akan menyasar sekitar 25% dari jumlah jemaah dan petugas haji. Totalnya diperkirakan mencapai 55.000 orang.

“Angka ini sepadan dengan 27.000 jemaah yang tahun sebelumnya menempati Mina Jadid, tambahan kuota 10.000, serta sekitar 18.000 yang terdampak pembangunan toilet di Muzdalifah,” kata Subhan.

Jemaah yang menjadi prioritas untuk ikut murur ini terdiri dari empat kelompok yakni jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia.

Awalnya Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan meminta petugas kloter untuk mendata jemaah haji yang akan diikutkan dalam skema murur, sesuai dengan kriteria dan jumlah yang telah ditentukan.

Laporan itu dibuat berbasis kloter dan selanjutnya diserahkan kepada petugas sektor. Data dari sektor akan dihimpun oleh petugas Daker Makkah.

Infografis Murur.  Foto: Dok Kemenag
Infografis Murur. Foto: Dok Kemenag

Jemaah yang sudah masuk dalam daftar murur akan berkumpul di pintu keberangkatan maktab di Arafah setelah Magrib untuk diberangkatkan melintas Muzdalifah dan langsung ke Mina.

“Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 – 22.00 waktu Arab Saudi. Jemaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah, tidak turun, lalu langsung menuju Mina,” papar Subhan.

Sementara untuk pergerakan jemaah dengan skema normal, sistem taraddudi dari Arafah ke Muzdalifah, akan dimulai pukul 22.00 WAS, setelah proses pergerakan skema murur selesai.

Jemaah Murur Didahulukan

Jemaah yang murur akan berangkat ke Mina paling awal. Alasan untuk menghindari kepadatan dan masyaqqah yang lebih besar. Apalagi, jemaah yang ikut dalam skema ini masuk kategori risti, lansia, dan disabilitas.

“Jadi saat murur berjalan, jalur dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina masih kosong. Sebab, pergerakan Arafah ke Muzdalifah baru dimulai setelah pukul 22.00 WAS dan pergerakan dari Muzdalifah ke Mina, baru dimulai sekitar pukul 23.30 WAS,” jelas Subhan.

Keberangkatan jemaah dengan skema murur lebih awal, katanya, akan memberikan waktu lebih longgar bagi jemaah risti, lansia, dan disabilitas untuk naik dan turun kendaraan, baik di Arafah maupun saat tiba di Mina.

Jadwal murur lebih awal juga akan menghindari penumpukan kedatangan jemaah haji di Mina.

“Meski tiba lebih awal, jemaah risti, lansia, dan disabilitas, cenderung tidak beraktivitas keluar masuk tenda, sehingga tidak mengganggu lalu lintas,” tandasnya.

https://kumparan.com/kumparannews/muzdalifah-sangat-padat-skema-murur-disiapkan-untuk-jemaah-haji-ri-22svpFJlaSq

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations