Mau Direlokasi Lagi, Pedagang Teras Malioboro 2 Lakukan Validasi Faktual
Oleh Pandangan Jogja
Tampak depan Teras Malioboro 2 pada malam hari. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Tampak depan Teras Malioboro 2 pada malam hari. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja

Paguyuban pedagang Teras Malioboro 2 Tridharma melakukan validasi faktual secara mandiri terkait data anggota mereka sebelum direlokasi ke Teras Malioboro 2. Validasi faktual tersebut dilakukan Tridharma menjelang rencana pemerintah yang akan merelokasi mereka lagi ke kawasan Ketandan dan Beskalan.

Pengurus Paguyuban Tridharma, Supriyati, mengatakan bahwa alasan mereka melakukan validasi faktual secara mandiri karena banyak pedagang yang tidak terdata dalam validasi yang dilakukan oleh pemerintah.

“Banyak pedagang yang terlewati atau tidak tervalidasi karena surat kuasa ataupun baru istirahat, salat, tidak di tempat, itu terlewati begitu saja, jadi banyak anggota kami yang tidak tervalidasi,” kata Supriyati saat dihubungi Pandangan Jogja, Jumat (24/11).

Ilustrasi lapak pedagang di Teras Malioboro 2, Yogyakarta. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Ilustrasi lapak pedagang di Teras Malioboro 2, Yogyakarta. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja

Total dari catatan Tridharma, ada sekitar 110 pedagang yang tidak tervalidasi oleh pemerintah dari total 923 anggota.

Ia menjelaskan bahwa proses validasi pemerintah hanya dilakukan dengan meminta KTP dan KK saja untuk dicocokkan. Hal itu menurutnya membuka peluang bagi orang-orang yang sebenarnya bukan pedagang namun bisa tervalidasi.

Sedangkan proses validasi faktual yang dilakukan oleh Tridharma didasarkan pada data pedagang sebelum direlokasi ke Teras Malioboro 2 dan masih berjualan di sepanjang selasar Malioboro.

“Posisinya memang benar-benar di depan toko mana, kanan kirinya siapa, kita bisa melacak tempat-tempat yang itu memang benar-benar pedagang,” jelasnya.

Ilustrasi lapak pedagang di Teras Malioboro 2, Yogyakarta. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Ilustrasi lapak pedagang di Teras Malioboro 2, Yogyakarta. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja

Dengan begitu, potensi munculnya nama-nama yang sebenarnya bukan pedagang bisa diminimalisir. Sebab, berdasarkan proses validasi yang dilakukan Tridharma ditemukan sebanyak 31 nama yang menempati lapak di Teras Malioboro 2 yang sebelumnya bukanlah pedagang.

Proses validasi ini menurut dia harus benar-benar dilakukan dengan tepat sebagai dasar pemerintah menyiapkan tempat relokasi yang baru nanti. Data jumlah pedagang yang valid ini yang harus jadi dasar untuk menentukan seberapa besar kapasitas tempat relokasi yang baru ke depan,

Tanpa data yang valid, berbagai masalah berpotensi muncul, seperti tempat yang terlalu sempit, pedagang yang tidak mendapatkan lapak, sampai munculnya nama-nama baru yang sebenarnya bukan pedagang.

Anggota Tridharma saat melakukan validasi faktual mandiri. Foto: Dok. Tridharma
Anggota Tridharma saat melakukan validasi faktual mandiri. Foto: Dok. Tridharma

Ia menjelaskan, di Teras Malioboro 2 kini ada tiga paguyuban pedagang, yakni Tridharma, Lesehan, dan Titik Nol.

“Semua jadi pedagang di Teras Malioboro 2 ada 1.041 pedagang,” kata Supriyati.

Tridharma sebenarnya menurut dia juga belum sepenuhnya menerima rencana relokasi jilid 2 yang direncanakan pemerintah. Sebab, selama menurutnya selama ini pedagang tak dilibatkan dalam rencana relokasi itu.

“Dan menurut kami tempat relokasi di Ketandan dan Beskalan itu juga belum representatif,” kata dia.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta yang juga Anggota Panitia Khusus Pengawasan Validasi Pedagang Teras Malioboro 2, Krisnadi Setiawan. Foto: Istimewa
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta yang juga Anggota Panitia Khusus Pengawasan Validasi Pedagang Teras Malioboro 2, Krisnadi Setiawan. Foto: Istimewa

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta yang juga Anggota Panitia Khusus Pengawasan Validasi Pedagang Teras Malioboro 2, Krisnadi Setiawan, juga mengkritik rencana pemerintah kembali merelokasi pedagang Teras Malioboro 2.

Menurutnya, rencana relokasi ini tidak tepat baik secara perencanaan tata ruang maupun dari segi penggunaan anggaran yang menurutnya menjadi bentuk pemborosan anggaran Dana Keistimewaan.

“Selain itu yang paling dirugikan adalah para pedagang yang tersingkir dari pasar potensial kunjungan wisatawan ke Jogja Planning Gallery yang akan dibangun,” kata Krisnadi Setiawan.

Sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada pedagang, Krisnadi menyarankan supaya para pedagang tak perlu direlokasi lagi ke Ketandan dan Beskalan, namun mengintegrasikan kawasan niaga Teras Malioboro 2 sebagai salah satu bagian dari Jogja Planning Gallery.

“Usulan ini bertujuan agar nilai lebih ekonomi kawasan baru tetap bisa dirasakan para pedagang kecil,” ujarnya.

https://kumparan.com/pandangan-jogja/mau-direlokasi-lagi-pedagang-teras-malioboro-2-lakukan-validasi-faktual-21dqek7pPXH

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations