Makna Pulang Sekolah dalam Pendidikan
Oleh Odemus Bei Witono
Ilustrasi pulang sekolah, sumber Pexels.
Ilustrasi pulang sekolah, sumber Pexels.

Makna pulang sekolah dalam pendidikan dapat dilihat dari dua perspektif berbeda, yakni sebagai momen ditunggu-tunggu oleh para murid atau sebaliknya, saat enggan mereka hadapi. Bagi sebagian murid, pulang sekolah adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena mereka bisa beristirahat, bersosialisasi dengan keluarga, atau mengejar hobi yang tidak terkait dengan aktivitas akademis.

Akan tetapi bagi sebagian murid lain, pulang sekolah dapat menjadi momen yang kurang disukai karena mereka lebih menikmati waktu di sekolah, baik karena fasilitas yang disediakan, suasana belajar kondusif, atau interaksi dengan teman-teman dan guru.

Pak Joni, seorang pendidik dengan pengalaman hampir sepuluh tahun, dari 2003 hingga 2013, memiliki ketertarikan khusus dalam mengamati perilaku para murid yang pulang sekolah. Di sekolah-sekolah berkualitas, Pak Joni sering memperhatikan bahwa murid-murid sangat betah berada di sekolah.

Mereka kadang-kadang perlu diingatkan agar pulang, dan bahkan setelah pulang pun ternyata hanya digunakan untuk makan siang atau beristirahat sebentar, kemudian mereka segera kembali ke sekolah. Energi dan antusiasme anak-anak ini membuat Pak Joni merasa heran dan berpikir bahwa perlu adanya sarana dan fasilitas memadai untuk menyalurkan minat serta energi mereka ke dalam kegiatan positif dan produktif.

Betapa pun demikian, semangat para murid ini kadang-kadang menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. Ada kalanya orang tua protes keras karena merasa bahwa sekolah telah mengambil alih sebagian besar waktu anak-anak mereka. Para murid hanya pulang untuk makan dan tidur, sementara sisa waktu dihabiskan di sekolah.

Orang tua merasa bahwa kedekatan dan keakraban dalam keluarga terampas oleh banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di sekolah. Situasi demikian menimbulkan dilema tersendiri, di mana sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar dan berkembang justru dianggap mengurangi kualitas waktu bersama keluarga.

Dalam konteks tersebut, penting bagi sekolah dan keluarga duduk bersama mencari keseimbangan. Sekolah perlu menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan akademis dan non-akademis murid tanpa mengorbankan hubungan keluarga. Orang tua dan pendidik perlu bekerja sama guna memastikan bahwa anak-anak mendapatkan waktu cukup untuk beristirahat, bersosialisasi, dan beraktivitas di luar sekolah.

Dengan demikian, pulang sekolah tidak hanya menjadi momen beristirahat bagi murid, tetapi juga waktu berharga dalam membangun hubungan erat dengan keluarga dan menumbuhkan minat serta bakat di luar dunia akademis.

Rencana kegiatan setelah pulang sekolah, sumber: Pexels.
Rencana kegiatan setelah pulang sekolah, sumber: Pexels.

Pulang ke rumah bagi para murid adalah hal yang sangat penting karena memberikan mereka waktu beristirahat dan bersantai sejenak dari rutinitas akademis. Namun, selain waktu di rumah, aktivitas belajar dan hidup sosial bersama teman sebaya juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan mereka menghadapi masa depan.

Interaksi dengan teman-teman dalam lingkungan sehat dan produktif sangat diperlukan dalam perkembangan sosial dan emosional. Sekolah, dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan acara-acara seperti pentas seni, open house, ajang kreativitas, serta festival budaya, menyediakan platform ideal untuk pergaulan formatif di luar kegiatan belajar mengajar.

Partisipasi dalam kegiatan di luar sekolah seperti karang taruna, Orang Muda Katolik, Remaja Masjid, Pemuda Pancasila, atau aneka kegiatan kategorial lainnya juga penting dalam pembentukan karakter kaum muda.

Kegiatan-kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mereka, belajar bekerja sama, mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan membangun jaringan sosial yang bermanfaat. Selain itu, kegiatan-kegiatan ini membantu orang muda mengisi waktu luang dengan aktivitas positif dan konstruktif, sehingga energi dan minat mereka dapat disalurkan dengan cara yang bermanfaat.

Untuk memastikan para remaja mendapatkan manfaat maksimal dari kegiatan di luar rumah, penting adanya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Diskusi mengenai pilihan kegiatan yang akan diikuti perlu dilakukan agar orang tua dapat memberikan dukungan dan memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Di samping itu, komunikasi yang baik membuat orang tua merasa tenang karena dapat mengetahui dan memahami aktivitas anak-anak mereka. Pihak sekolah juga memiliki peran penting dalam mengomunikasikan rencana kegiatan luar sekolah seperti kemping, live-in, rekoleksi, atau retret kepada orang tua, sehingga mereka dapat memberikan izin dan dukungan yang diperlukan.

Dengan adanya komunikasi yang baik antara anak, orang tua, dan sekolah, kegiatan di luar rumah dapat terkoordinasi dengan baik. Anak-anak dapat menikmati berbagai kegiatan yang bermanfaat tanpa mengorbankan waktu istirahat mereka di rumah.

Pulang ke rumah tidak hanya dimaknai sebagai waktu beristirahat sejenak, tetapi juga sebagai momen mempersiapkan diri kembali beraktivitas dengan semangat dan energi baru. Dengan demikian, keseimbangan antara aktivitas di rumah dan di luar rumah dapat terjaga, memberikan anak-anak kesempatan berkembang secara holistik baik dalam aspek akademis, sosial, maupun emosional.

https://kumparan.com/beiwitono/makna-pulang-sekolah-dalam-pendidikan-233TXOvwhDT

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations