Mahasiswa RI Membeludak di Al-Azhar, Pusiba Sebut Seleksi Sudah Ketat
Respons Pusiba soal Proses Seleksi Calon Mahasiswa Al Azhar Kairo Diperketat. #newsupdate #Update #news #text
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Jumlah mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, makin meningkat tiap tahunnya. Hal ini juga menyebabkan sejumlah persoalan.

Persoalan yang timbul perihal kualitas mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar. Apalagi, sejumlah pihak menganggap terjadi pembeludakan mahasiswa Indonesia di sana.

Saat ini ada 15 ribu mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Al-Azhar.

Lantas, persoalan tersebut apakah dapat diatasi dengan seleksi yang lebih diperketat?

Menjawab hal tersebut, Manajer Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) Muhammad Misbahul Munir mengungkapkan, seleksi yang dilakukan bagi calon mahasiswa baru Al Azhar itu sudah cukup ketat.

Ia menyebut adanya tes berlapis sebelum calon mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan di salah satu kampus top dunia itu.

“Jadi seleksi ke Al-Azhar yang melalui jalur Kemenag itu ada dua tahap. Yang pertama tahap uji kompetensi bahasa oleh pihak Universitas Al-Azhar Kairo,” ujarnya saat ditemui di kantor Pusiba, Bekasi, Jumat (21/6).

“Yang kedua, ini bagi yang lolos tes tahap pertama baru mengikuti tes wawasan kebangsaan oleh tim moderasi beragama Kementerian Agama, ada dua tes,” lanjutnya.

Meski begitu, Munir tak menampik bahwa yang berminat untuk kuliah di Al Azhar Kairo memang jumlahnya tinggi. Kata dia, tahun ini saja yang mengikuti tes seleksi ada sebanyak 5.700 peserta.

Selain itu, Munir menyebut bahwa memang tak ada kuota bagi mahasiswa yang hendak belajar di universitas tersebut. Namun, sebelum bisa mengikuti perkuliahan, Al-Azhar mencantumkan syarat wajib ikut matrikulasi bahasa terlebih dahulu.

“Daurah atau matrikulasi itu bisa di sini, di Pusiba atau bisa juga langsung di Kairo daurah-nya,” ujar dia.

Munir menyebut, jumlah yang sangat tinggi belakangan ini, kata dia, dikarenakan juga ada oknum travel yang memberikan iming-iming bisa langsung kuliah setelah matrikulasi. Padahal calon mahasiswa tersebut tidak memiliki kemampuan sesuai yang disyaratkan Al Azhar Kairo.

Kawasan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Foto: Shutterstock
Kawasan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Foto: Shutterstock

“Karena memang enggak ada kuotanya jadi pemerintah Indonesia mencoba untuk ya supaya gak membeludak itu, ya sebenarnya sudah ada dalam artian dulu tahun 2004, 2005 itu banyak sekali mahasiswa yang ke sana, akhirnya 2006 diadakan seleksi, mulai 2006 itu seleksi supaya gak ada, gak membeludak gitu,” ungkapnya.

“Infonya dari teman-teman di sana memang begitu, jadi yang enggak jelas enggak jelas itu mereka berangkatnya bukan dari seleksi,” imbuhnya.

Dalam podcast Diptalk dengan kumparan, mahasiswa yang telah menempuh studi di Al-Azhar Kairo sejak 2012, M. Nuruddin, seorang mahasiswa S3 di Al-Azhar mengatakan moratorium dan seleksi ketat sebagai solusi mengatasi apa yang disebutnya sebagai "pembeludakan yang tak terkontrol" itu.

“Penundaan pemberangkatan bisa jadi salah satu solusi. Bisa dilakukan, tapi itu saya kira berat bagi sebagian pihak. Kalaupun tidak bisa, penyeleksian yang ketat harus diterapkan. Ditundalah pemberangkatan jumlah-jumlah yang banyak itu,” ungkap Nuruddin.

https://kumparan.com/kumparannews/mahasiswa-ri-membeludak-di-al-azhar-pusiba-sebut-seleksi-sudah-ketat-22yse7zWhzw

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations