Ibu Hamil Kesulitan Dapat Kursi Prioritas di LRT Palembang
Oleh Urban Id
Beberapa pengguna Light Rail Transit di salah satu stasiun transit di Kota Palembang, Foto: arypriyanto/Urban Id
Beberapa pengguna Light Rail Transit di salah satu stasiun transit di Kota Palembang, Foto: arypriyanto/Urban Id

Layanan prima Lintas Rel Terpadu (LRT) Palembang nyatanya tak bisa dirasakan oleh semua penumpang. Kalangan ibu hamil, misalnya. Kelompok ini mengalami kesulitan saat menggunakan jasa Kereta Api Ringan pertama di Indonesia.

Hal ini dituturkan oleh Jati Purwanti (31). Pekerja swasta yang rutin menggunakan transportasi publik untuk mobilitas pekerjaannya harus menghadapi permasalahan saat memanfaatkan LRT Palembang. Di usia kandungannya yang telah memasuki trimester tiga, dia kerap mengalah dengan penumpang lainnya yang menempati kursi prioritas terutama di jam sibuk seperti pulang kerja.

“Jangankan prioritas, yang biasa aja susah kalau lagi rush hour,” ujarnya, Kamis 4 Juli 2024.

Kerap kali calon ibu muda ini menggunakan trik khusus agar penumpang lain peka dengan keberadaannya. Namun, tak jarang pula dia harus berbesar hati bila tak dapat menikmati fasilitas khusus bagi kaum rentan tersebut.

“Kadang, ya, harus pakai kode ke penumpang lain kalau saya hamil supaya dapat kursi, tapi tetap ada saja yang enggak mau ngasih (kursi),” katanya lagi.

Kejadian serupa juga dirasakan ibu hamil lainnya. Dengan kondisi perut yang besar, Anita (bukan nama sebenarnya) juga pernah mengalami peristiwa kurang mengenakkan.

Dia yang berangkat dari stasiun Cinde menuju stasiun Garuda Dempo nyaris tak kebagian tempat duduk. Mulanya saat memasuki gerbong dia harus berdesakan dengan penumpang lain.

Bukan itu saja, saat telah berada di dalam gerbong dia pun harus berdiri. Barulah beberapa saat kemudian ada seorang pria muda yang menawarkan kursi untuknya.

“Saya sempat gelantungan juga. Lalu ada mas-mas nyolek dan tukar posisi dengan saya,” jelas dia.

Anita mengucapkan terima kasih kepada penumpang muda tersebut akan tetapi dia tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya karena tak dapat tempat duduk. Baginya, proses kehamilan memang proses yang sangat pribadi namun ada aturan yang dibuat pemerintah bagi kalangan ibu hamil.

“Saya tidak menuntut diistimewakan tapi, kan, ada fasilitas khusus untuk ibu hamil dan itu disalahgunakan. Jadi, saya merasa kesal,” tambah Anita.

Pin khusus ibu hamil  yang dibuat Jati purwanti, Foto : Abdul Toriq/Urban Id
Pin khusus ibu hamil yang dibuat Jati purwanti, Foto : Abdul Toriq/Urban Id

Keluhan Tak Direspons

Dua calon ibu muda itu mengaku telah menyampaikan keluhan terkait kursi prioritas bagi ibu hamil melalui kanal aduan resmi milik LRT Palembang. Pelaporan secara langsung kepada petugas keamanan atau pelayanan di stasiun pun telah dilakukan. Sayangnya, keluhan tersebut tak direspons dengan baik.

“Sudah lapor tapi tidak ada tanggapan. IG-nya juga tidak membalas komentar dari pengguna,” terang Jati.

Berkaca dari hal itu, perempuan muda ini kemudian membuat penanda khusus ibu hamil yang dituangkan dalam bentuk pin. Pin khusus ibu hamil yang berukuran 55 mm itu dicetaknya sendiri, sementara desain pin dibuatkan oleh temannya yang berprofesi sebagai desainer grafis.

Pada desain pin juga terdapat slogan “Prioritaskan Kami Duduk”. Tiga kata tersebut dipilihnya agar khalayak ramai memiliki kepedulian kepada ibu hamil di fasilitas atau ruang publik lainnya.

Pin ini juga diberikannya secara gratis ke perempuan lain yang sedang mengandung.

“Cetak pin sendiri dan dipakai saat naik transportasi umum karena dari LRT tidak ada info yang jelas,” ucapnya.

Sementara itu, Humas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Palembang, Zaki menyebut telah melakukan peluncuran pin bagi ibu hamil dan kelompok rentan lainnya pada September 2023 lalu.

“Kami me-launching pin prioritas bersamaan dengan tarif berlangganan ASN,” jelasnya saat dikonfirmasi.

Zaki mengeklaim sosialisasi peminjaman pin prioritas tersebut juga telah masif dilakukan. Pemberitaan melalui media massa, media sosial dan di stasiun gencar dilakukan misalnya saja saat menjumpai pelanggan dengan kategori prioritas.

Pada awal sosialisasi konten tersebut tersedia di Digital Signage di beberapa stasiun seperti stasiun Bandara, Asrama Haji, Bumi Sriwijaya, Ampera dan DJKA.

Berdasarkan penelusuran penulis, di media sosial Instagram @lrtsumsel hanya ada satu unggahan video terkait pin prioritas yang tercatat diunggah pada 40 Minggu yang lalu.

Sayangnya, pihak LRT Palembang tak memberikan informasi lebih detail saat ada pengguna Instagram yang ragu terhadap fasilitas pin prioritas tersebut.

“Kalau untuk di stasiun, kami masukan kontennya pada Digital Signage atau layar iklan pada beberapa stasiun,” katanya lagi.

Dia menambahkan, pin prioritas bisa didapatkan dengan cara mendaftarkan diri ke loket pembelian tiket dengan membawa persyaratan seperti KTP dan surat keterangan dari dokter. Pin tersebut dipinjamkan dengan masa berlaku selama satu bulan dan maksimal 12 bulan.

“Jika masa berlaku habis, pemilik pin prioritas dapat melakukan perpanjangan di semua loket stasiun LRT terdekat,” ujar Zaki.

https://kumparan.com/urbanid/ibu-hamil-kesulitan-dapat-kursi-prioritas-di-lrt-palembang-233t30FQCV8

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations