Fenomena Over Branding: Siaga Tsunami Mental Health
Oleh Realino Nurza
Ilustrasi perempuan selfie. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi perempuan selfie. Foto: Shutter Stock

Dalam era digital dan konsumerisme modern, kita sering kali disuguhi tampilan hidup yang tampak sempurna di media sosial. Banyak individu, terutama para selebritas sosial dan pengaruh digital, terlibat dalam apa yang dapat disebut sebagai over branding personal.

Over branding personal adalah praktik berlebihan dalam membangun dan mempromosikan citra diri yang berkaitan dengan merek pribadi di berbagai platform media sosial. Meskipun terlihat menggiurkan dan menguntungkan bagi mereka yang sukses, praktik ini sering kali memiliki implikasi negatif yang signifikan pada kesehatan mental individu yang terlibat.

Over branding personal adalah fenomena yang sangat berhubungan dengan perkembangan media sosial dan budaya konsumerisme. Ini melibatkan seseorang yang membangun citra diri yang sangat direkayasa dan di-branding dengan sangat kreatif dan intens di berbagai platform seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya.

Tujuan utama dari over branding personal adalah untuk membangun basis pengikut yang besar, menjual produk atau jasa, dan menciptakan citra yang terkesan ideal.

Dalam usaha ini, individu tersebut sering kali menampilkan gaya hidup mewah, penampilan yang sempurna, dan pencapaian yang luar biasa. Mereka juga terlibat dalam kolaborasi dengan merek-merek terkenal, yang semakin memperkuat citra mereka.

Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock

Kemungkinan dampak negatif pertama dari over branding personal adalah perasaan tidak memadai dan tekanan yang diberikan kepada individu yang terlibat. Dalam upaya menciptakan citra yang sempurna, seseorang mungkin merasa perlu untuk terus-menerus memenuhi harapan pengikutnya.

Ini menciptakan tekanan untuk menjaga penampilan fisik, menciptakan konten yang terus-menerus mengesankan, dan hidup dalam dunia yang hampir tidak pernah istirahat. Ketidakmampuan untuk memenuhi ekspektasi ini dapat menyebabkan perasaan tidak aman, cemas, dan bahkan depresi.

Selain itu, over branding personal sering kali menciptakan perbandingan yang tidak sehat dengan orang lain. Semakin banyak individu melihat konten yang sangat dipoles dan di-branding dengan rapi, semakin mungkin mereka merasa kurang puas dengan diri mereka sendiri dan hidup mereka.

Ini bisa mengakibatkan kurangnya kepercayaan diri, kecemburuan sosial, dan perasaan rendah diri. Dalam jangka panjang, perasaan ini dapat merusak kesehatan mental seseorang.

Implikasi lain dari over branding personal adalah perasaan kesepian dan isolasi. Meskipun seseorang mungkin memiliki banyak pengikut di media sosial, kehidupan pribadi mereka mungkin jauh dari citra yang mereka bangun.

Mereka dapat merasa terjebak dalam peran yang mereka mainkan secara online, dan ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan perasaan tidak autentik. Terlebih lagi, mereka mungkin merasa sulit untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka, karena citra mereka tidak sesuai dengan gambaran seseorang yang mungkin mengalami kesulitan.

Ilustrasi. Foto: leungchopan/Shutterstock
Ilustrasi. Foto: leungchopan/Shutterstock

Over branding personal juga dapat mengganggu hubungan interpersonal dan kesehatan mental dalam konteks yang lebih luas. Individu yang terlibat dalam praktik ini mungkin menghabiskan begitu banyak waktu untuk menciptakan konten yang mereka lupakan atau mengabaikan hubungan mereka di dunia nyata.

Ini dapat menyebabkan isolasi sosial, konflik dengan teman dan keluarga, dan akhirnya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Kesimpulannya, over branding personal adalah fenomena yang semakin umum dalam budaya media sosial saat ini. Meskipun tampak menggiurkan dan menguntungkan bagi beberapa individu, ini memiliki implikasi yang signifikan pada kesehatan mental.

Perasaan tekanan, perbandingan sosial yang tidak sehat, kesepian, dan gangguan hubungan adalah beberapa dampak negatif yang dapat muncul dari praktik ini.

Penting bagi individu yang terlibat dalam over branding personal dan juga masyarakat pada umumnya untuk lebih kritis dalam memahami realitas di balik citra yang dibangun di media sosial dan untuk lebih mendukung kesehatan mental yang kuat dan positif.

https://kumparan.com/realino-nurza/fenomena-over-branding-siaga-tsunami-mental-health-21N2e8Ri7Yp

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations