Berita Populer: Beda Suspensi Mitsubishi Xforce dengan Xpander
Racikan suspensi Mitsubishi Xforce yang berbeda dengan Xpander masuk dalam berita populer kumparan otomotif.
Media first drive Media first drive Mitsubishi Xforce di Karawang, Jawa Barat (7/9/2023). Xforce di Karawang, Jawa Barat (7/9/2023). Foto: Mitsubishi Motors
Media first drive Media first drive Mitsubishi Xforce di Karawang, Jawa Barat (7/9/2023). Xforce di Karawang, Jawa Barat (7/9/2023). Foto: Mitsubishi Motors

Mitsubishi Xforce, SUV lima penumpang keluaran tiga berlian rupanya menjadi perhatian pembaca kumparan otomotif. Artikel soal racikan suspensi mobil terebut pun menjadi artikel yang paling banyak dibaca.

Di samping itu, soal konsumen AS dan Jepang yang ternyata lebih pilih PHEV ketimbang BEV hingga harga BEV yang diprediksi bakal setara ICE pada 2027 tak luput dari perhatian.

Ini yang Bikin Suspensi Mitsubishi Xforce Beda dengan Xpander

Product Appeal Evaluation Department Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Masahiro Tamura menjelaskan, sejatinya Mitsubishi Xforce memiliki set up suspensi yang tidak jauh berbeda dengan Xpander. Tapi, ia menegaskan tetap ada perbedaan yang mempengaruhi karakter pengendaliannya.

Coba bedah kaki-kaki Xforce yang menggunakan jenis strut di bagian depannya dan torsion beam pada bagian belakang. Basis Xpander dipilih karena menurut Tamura, mobil 7-penumpang tersebut jadi benchmark kendaraan yang memiliki kenyamanan berkendara terbaik di kelasnya.

“Suspensi menggunakan struktur yang sama dengan Xpander, hanya saja lebih lebar (dimensi Xforce). Ada beberapa (komponen) yang baru dan juga yang masih menggunakan Xpander,” buka Tamura saat presentasi produk di sela media first drive Mitsubishi Xforce di Karawang, Jawa Barat.

Konsumen AS dan Jepang Lebih Pilih PHEV daripada BEV

Distribusi penjualan mobil listrik (BEV) secara global diperkirakan alami peningkatan dari 9 juta unit pada tahun 2022 menuju 11 juta unit sampai akhir tahun ini. Itu merupakan data terbaru dari hasil studi perusahaan riset Amerika Serikat, Gartner.

Hal serupa juga berlaku untuk mobil hybrid, utamanya jenis plug-in hybrid (PHEV). Hanya saja peningkatannya tidak signifikan seperti mobil listrik. Pada periode yang sama, perusahaan riset yang sama memperkirakan akan ada peningkatan dari 3 juta unit pada tahun 2022 menjadi 4 juta unit untuk tahun ini.

“Proporsi model PHEV dari total mobil elektrifikasi yang terjual di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang akan sedikit meningkat karena konsumen di sana lebih cenderung memilih PHEV ketimbang BEV,” kata Senior Director Analyst Gartner, Jonathan Davenport.

Harga Mobil Listrik Diprediksi Bakal Setara ICE Pada 2027

Menurut perusahaan riset Gartner, harga mobil listrik berbasis baterai akan menyamai mobil konvensional dengan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) berdasarkan ukuran dan konfigurasi pada 2027. Otomatis kondisi tersebut bakal mempercepat penetrasi adopsi kendaraan berbasis baterai secara global.

Meski demikian, ada beberapa kendala termasuk di antaranya kesiapan pembangkit dan kapasitas produksi listrik untuk mengumbangi pertumbuhan penggunaan kendaraan berbasis baterai.

“Kecuali negara-negara yang mengambil inisiatif dengan memberikan insentif kepada pemilik kendaraan listrik yang melakukan pengecasan di luar beban puncak pemakaian listrik,” kata Senior Direktor Analisis Garter, Jonathan Davenport. Ini penting agar ada kesimbangan antara produksi listrik dari pembangkit dan konsumsi dari pengguna kendaraan listrik.

https://kumparan.com/kumparanoto/berita-populer-beda-suspensi-mitsubishi-xforce-dengan-xpander-219ufDIj8Eb

What's your reaction?

Comments

https://www.hitabatak.com/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!

Facebook Conversations