Bersukacita Walau Sedang Menderita
Mazmur 69:30-37
30.Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! 31.Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; 32.pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah. 33.Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali! 34.Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan. 35.Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya. 36.Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya; 37.anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Masih ingat kisah Paulus dan Silas? Ketika mereka dipenjarakan karena nama Tuhan Yesus, mereka mampu menyanyikan puji-pujian sepanjang malam itu. Ber-Letare walau sedang menderita di penjara. Lalu apa yang terjadi? Tuhan mendatangkan gempa, lalu membebaskan mereka. Luar biasa, bukan?
Menjadi seorang yang setia sebagai pengikut Yesus, tidaklah selalu aman. Tetapi justru akan mengalami penderitaan. Sama seperti pemazmur ini. Dia menggunakan banyak metafora untuk menggambarkan penderitaan yang dialaminya. Padahal dia tidak melakukan kejahatan. Lalu mengapa? Karena hidupnya sangat saleh, hidupnya dihabiskannya bersama Tuhan dan di Bait Tuhan. Itu membuat orang jahat menjadi jengkel. Dia menjadi bahan ejekan dan olokan bagi penjahat, bahkan banyak yang memusuhinya.
Tidak jarang, seperti telah disebut tadi, orang yang setia mengikut Tuhan Yesus, yang hidup dengan jujur, produktip, bersahaja menjadi bahan olokan bahkan dimusuhi serta difitnah oleh orang-orang jahat. Para koruptor berusaha mejatuhkan pemimpin dan penegak hukum yang jujur, karena mereka tidak bisa leluasa melakukan perbuatan kotor mereka. Bagaimana kita menghadapinya? Teladanilah pemazmur ini. Dia hanya datang kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan bersegera, bergegas menolongnya (Ay. 18). Satu-satunya pertolongan yang dia harapkan hanyalah Tuhan. Karena dia yakin, Tuhan akan mengalahkan semua penjahat itu, sama sepertti yang dialami Paulus dan Silas tadi. Karena itulah, pemazmur selalu ber-Letare, walau sedang menderita. Oleh sebab itu, marilah kita juga tetap ber-Letare walau sedang menderita. Mengapa? Karena Yesus, Panglima Allah akan tetap menyertai kita dan segera memberi kita kekuatan serta pengharapan sehingga kita menjadi pemenang.
*Yayasan Badan Kerjasama Marturia