Minggu, 1 Maret 2020 (Minggu Invocavit)

Aku Berseru, Yesus Pasti Menjawab

Matius 9:27-31

27.Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” 28.Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” 29.Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” 30.Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” 31.Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.*

Mari kita teladani kedua orang buta ini. Walau mata jasmani mereka buta, tetapi mata iman haruslah terang. Ketika Yesus lewat, mereka menggunakan kesempatan itu. Mereka ber-invocavit, berseru, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud,!” karena mata iman mereka mengenal Yesus adalah Mesias, Anak Daud yang pasti bisa menyem-buhkan mereka. Dan walau nampaknya Yesus tidak merespon, mereka terus berseru-seru.

Rupanya, Yesus hanya mau menguji iman mereka. Ketika akhirnya mereka bertemu, Yesus bertanya: Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya? Itulah juga pertanyaan Yesus bagi kita hari ini, bila kita memerlukan sesuatu dari Yesus. Karena Yesus mau melihat, seberapa serius dan seberapa pentingkah permintaan itu bagi kita. Karena ada orang yang ikut-ikutan saja, atau yang meminta hanya karena ada kebutuhan yang mendesak, dan setelah terpenuhi, mereka lupa pada Yesus. Ada yang sekedar coba-coba saja. Dan banyak orang yang lebih mementingkan berkat Allah ketimbang Allah sendiri, karena bagi mereka Tuhan Yesus hanyalah sumber atau pemberi berkat saja.

Tetapi kedua orang buta ini tidak demikian! Mereka benar-benar meminta dari imannya. Mereka menjawab: Ya Tuhan, kami percaya. Lalu apa hasilnya? Yesus mengatakan: Jadilah kepadamu menurut imanmu. Iman si orang buta menerima kesembuhannya. Saudaraku! Satu hal yang sangat perlu untuk mujizat adalah iman; Jalan menuju mujizat Tuhan adalah iman. Iman itulah tangan kita menerima mujizat Allah. Jalan menerima mujizat Allah adalah dengan menyerahkan diri dan keperluan kita sepenuhnya – tanpa keraguan sedikit pun – ke tangan Tuhan Yesus, dan berkata: Ya Tuhan, kami percaya. Disitulah Tuhan Yesus bekerja. Dan mujizat pun akan terjadi.

Baca Juga  Minggu, 26 Januari 2020 (Minggu Ketiga Setelah Elphipanias)

*Yayasan Badan Kerjasama Marturia

Share