Mahasiswa Bengkulu asal Dairi minta Pemkab jamin Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 

Dairi – Pasca Presiden Jokowi mengumumkan dua warganya yang positif terinfeksi Covid-19 hingga kini Pandemi covid-19 tak kunjung menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kasus positif terus mengalami peningkatan tiap harinya. Hal ini memperlihatkan bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah terkait penanganan penyebaran covid-19 belum efektif.

Data pada tanggal 2 juli jumlah kasus positif di provinsi sumatera utara sebanyak 1690 kasus. Kasus ini tersebar di beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Khusus kabupaten Dairi kasus positif sebanyak 1 kasus dan telah dinyatakan sembuh. Sehingga kabupaten Dairi sampai saat ini berstatus zona kuning.

Berkaitan dengan pandemi sekarang berbagai bidang kehidupan terdampak olehnya. Salah satunya yaitu bidang pendidikan. Sejalan dengan itu pemerintah kabupaten Dairi menerapkan belajar di rumah bagi siswa dari tingkat sekolah PAUD,TK,SD/MI, dan SMP se-derajat se kabupaten Dairi.

Komunitas Mahasiswa Dairi yang kuliah di Bengkulu menilai kebijakan tersebut sebagai langkah pencegahan penularan covid-19 oleh pemerintah kabupaten di wilayah kabupaten Dairi, namun disisi lain praktek penerapan belajar di rumah di daerah pedesaan dan daerah pelosok kami rasa kurang efektif.

“Negara harus hadir dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tujuan Negara yang tercantum dalam alinea ke-empat UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tak terkecuali dalam situasi pandemic sekarang, Negara harus memastikan bahwasanya proses pendidikan terhadap anak dapat tetap berjalan dengan baik. Jangan sampai situasi yang terjadi sekarang menghambat anak-anak sekolah memperoleh pengetahuan dan pendidikan,” ujar Reski Simamora yang merupakan ketua ikatan mahasiswa rafflessia Dairi Bengkulu (IMARADA Bengkulu).

Lebih lanjut Resky mengatakan bahwa dari kondisi yang dilihat di desa-desa beberapa anak kesulitan untuk dapat mengikuti proses belajar di rumah. Sekolah mempunyai kebijakan masing-masing terkait hal tersebut, ada yang menerapkan nya dengan mengantarkan tugas ke rumah dan ada juga yang mengirim tugas ataupun materi pelajaran lewat handphone ataupun aplikasi medsos.

Baca Juga  Gempa berkekuatan 5,2 M guncang Nias Utara

“Bagaimanapun juga yang kami lihat selama kurang lebih 4 bulan ini, anak sekolah tidak mampu menimba ilmu secara optimal dan baik. Penerapan belajar dirumah bagi siswa kami lihat kurang efektif bagi anak-anak sekolah. Banyak anak-anak lebih banyak mempergunakan waktunya untuk bermain ketimbang belajar,” pungkas Resky yang juga mahasiswa Fakultas hukum ini.

Dalam kesempatan tersebut ada beberapa anggota IMARADA Bengkulu sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lae Ambat, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi. Salah seorang nenek (oppung) bercerita bahwa dia takut cucu nya yang sedang berada di bangku Sekolah Menengah Pertama tidak bisa mengikuti pembelajaran karena guru mengirim tugas-tugas lewat handphone android. Sementara cucunya tidak memilik alat tersebut.

“Ada kalian tau hp seken-seken yang harga,.
Rp.400.000, biar ada dulu dipakek cucu ku ini sekolah soalnya sekarang online-online katanya orang ini belajar karena corona ini,” ucap Op. Boru Sitorus dalam bahasa batak toba kepada mahasiswa Dairi Bengkulu yang sedang melaksanakan KKN di desa tersebut.

Sekedar informasi oppung ini menyekolahkan tiga orang cucu nya sendiri. Dikarenakan orang tua dari cucu nya telah tiada dan cucu yang lainnya ada yang ditinggal bapak nya karena menikah lagi. Untuk sehari-harinya oppung ini bekerja sebagai petani dan bersyukur masih bisa memenuhi hidup bersama cucu nya. Cuma oppung ini belum cukup uang untuk membeli hp cucu nya seperti yang diceritakan diatas.

Oleh karena itu Ikatan Mahasiswa Rafflesia Dairi Bengkulu (IMARADA Bengkulu) berharap pemerintah kabupaten Dairi dapat menjamin kepastian proses pendidikan anak-anak sekolah ditengah pandemic. Terkhusus dari tingkat PAUD hingga SMP se-derajat yang masih dibawah kebijakan pemerintah kabupaten. Apalagi beberapa daerah telah menerapkan New Normal, hal ini bisa sebagai rujukan. Kiranya sekolah yang berada di desa-desa dan yang ada di pelosok dapat melaksanakan proses belajar mengajar secara tatap muka untuk semester baru yang akan dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2020 dengan tetap menjalankan protocol kesehatan. Hal ini juga berdasarkan status kabupaten Dairi yang berada di zona kuning. Semoga pemerintah kabupaten dapat mempertimbangkannya dengan baik. Jangan sampai anak-anak sekolah terhambat dalam memperoleh pendidikan.

Share