hitabatak.com/Medan – Kematian ternak babi akibat virus African Swine Fever (ASF) dan Hog Cholera di Sumatera Utara sudah menurun.
Sebelumnya dari populasi babi sebanyak 1.224.951 ekor di sumut, jumlah kematian babi akibat virus ASF dan Hog Cholera mencapai 47.143 ekor di 21 kabupaten/kota sejak awal September 2019. Hal ini pun banyak berdampak besar terhadap ekonomi dan sosial serta budaya masyarakat.
Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian yang dilansir dari laman Kabarmedan, tren kematian babi akibat merebaknya . Ia menilai, virus tersebut hanya terjadi di Sumatera Utara.
“Trennya menurun. Sekarang vaksin yang kita siapkan secara nasional mulai kita temukan dan kita uji cobakan,” katanya kepada kepada wartawan di Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada kamis (20/2).
Lebih lanjut Syahrul menegaskan, dalam penanganannya tidak ada babi yang dimusnahkan akibat virus tersebut. Namun, katanya, bio security nya harus lebih diperketat.
“Tidak ada pemusnahan totally, tapi biosecurity-nya diperketat. Bukan hanya di Sumut ternak babi di Indonesia. Tapi titik lain aman. Di sini mulai menurun,” ujarnya.
Syahrul berharap agar virus tersebut dapat disterilisasi dengan demikian intervensi dapat menghadirkan ternak dapat dilakukan.
“Dengan manajemen yang tertata tentu akan memulihkan perekonomian masyarakat,” pungkas Syahrul.