Jempek do pat ni gabus, ungkapan filosofi Batak ini diartikan, kaki kebohongan pastilah pendek. Artinya, kemana pun orang yang suka berbohong melangkah, dengan cara apa pun dia menyembunyikan kebohongannya satu saat pasti ketahuan. Dia pasti dapat dikejar karena kaki kebohongannya. Alih-alih jempek do pat ni gabus. Makna sehebat apapun seseorang menutupi kebohongannya, cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga.
Filsafat itu mengatakan, pameo Batak mengatakan, kaki kebohongan itu pendek, sebab itu mudah sekali dikejar ada diril lagu alani sms dinyayikan Trio Ambisi. Reff: Boasa ma sai margabusi ho tu ahu. Unang didok ho so ditanda ho. Jempek-jempek do pat ni gabus. Tumagon hu bolongkon handphone mi. Asa unang patubu bada i. Tumagon hu bolongkon handphone mi. Asa unang patubu bada i.
Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Digunakan untuk menggambarkan suatu kejahatan atau sesuatu yang ditutup-tutupi. Kejahatan tersebut tidak mungkin selamanya ditutupi. Suatu saat, akan terungkap juga. Ada lagu ungkapan yang sehaluan, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh jua. Artinya, sepandai-pandainya seseorang menutupi kebohongannya pasti akan ketahuan juga.
Mesti dipahami bahwa kekuatan manusia tak abadi. Bagaimana pun besarnya kekuasaan seseorang dia tak bisa memegangnya selama-lamanya. Lihat sajalah tokoh-tokoh yang pernah berkuasa sedemikian hebat, bila saatnya tiba, mereka harus mundur, atau kadang dijatuhkan dan kemudian menjadi tua-renta lantas hilang. Paling-paling dijadikan kenangan, yang membangkitkan rasa sukacita atau kebencian. Artinya, hidup ini sebentar saja.
Jadi jangan hidup dari kebohongan. Berbohong ibarat menyembunyikan bau badan yang bau pasti ujungnya ketahuan. Jika berbohong juga pasti ketahuan. Perbuatan buruk suatu ketika akan diketahui juga. Mana busuk yang tiada berbau. Segala perbuatan buruk akan tercium. Tiap-tiap busuk itu berbau juga. Cepat atau lambat kejahatan akan terbongkar, membawa yang bersangkutan kepada hukuman negara dan masyarakat, hujatan banyak orang, dan terakhir pengadilan Tuhan.
Lalu, apa pesan moral dari filosofi di atas itu. Bahwa di kehidupan ini perlu hari yang tulus dan pikiran yang jernih. Tak boleh berpura-pura. Mesti hidup bukan dengan kepura-puraan dan kemunafikan. Perlu sikap kemurnian, keaslian dan kualitas moral yang dianggap baik atau bermanfaat. Karena itu, dengan sikap hidup jujur itu ada kesucian. Perlu diingat bahwa bangkai, sepandai-pandai orang menyembunyikan, pasti lama-lama bau busuknya akan tercium pula. Itu arti sederhananya