hitabatak.com/Jawa Timur. Pengacara fenomenal Hotman Paris Hutapea ikut memberikan penghormatan kepada almarhum KH Salahuddin Wahid, Senin (3/2/2020).
KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah merupakan adik kandung dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) serta seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia di Indonesia. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pada masa awal reformasi 1998. Salahuddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM
Gus Solah wafat usai kritis setelah operasi jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta pada Minggu (2/2/2020) malam dan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng.
Dilansir dari laman berita Kompas, Hotman Paris sebelum memasuki ndalem kasepuhan mengaku memiliki kedekatan spesial dengan Gus Sholah. Menurut Hotman, Gus Sholah adalah sosok bapak yang begitu peduli terhadap perkembangan generasi muda.
“Sayalah orang Batak pertama yang diundang ke pesantren ini untuk ceramah, karena lebih mementingkan kasih motivasi kepada anak didiknya yang masih muda-muda. Mereka menganggap saya sudah sukses, jadi disuruh berbagi pengalaman,” kata Hotman.
Lebih lanjut Hotman menerangkan bahwa Gus Sholah merupakan role model dalam merajuk persatuan dan kesatuan ditengah keberagaman yang ada hal ini dikarenakan sosok Gus Sholah dapat diterima berbagai kalangan.
“Tokoh-tokoh seperti inilah yang sebenarnya perlu hadir untuk mempersatukan bangsa dan negara, wafatnya Gus Sholah menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia,” ujar Hotman.
Hubungan antara Hotman dengan Gus Sholah menjadi makin spesial karena pemberian gelar “Gus” pada Hotman. Hotman menerima gelar Gus tersebut beberapa bulan lalu saat Hotman diundang sebagai pembicara pada seminar tentang hukum di Pesantren Tebuireng.
“Waktu itu saya diberi gelar Gus sama beliau. Makanya nama saya Batak pertama yang punya gelar Gus Hotman,” ungkap dia
Pemberian gelar Gus inipun bagi Hotman memiliki nilai spesial. Hal ini dikarenakan Gus Sholah menunjukkan kepedulian yang begitu tinggi terhadap persatuan bangsa dan negara yang memiliki keragaman suku, budaya, dan agama.