Gubsu Edy Butuh 1 Bulan Untuk Putuskan Soal Pemusnahan Seluruh Babi di Sumut

Guburnur Sumut Edy Rahmayadi usai shalat Ashar di Masjid Agung, Medan, Senin (6/1/2020).

hitabatak.com/Medan. Beberapa bulan terakhir ini Sumatera Utara diserang oleh wabah penyakit demam babi afrika ( African Swine Fever) sesuai dengan keputusan Kementerian Pertanian, Hal ini menyebabkan  puluhan ribu ternak babi mengalami kematian disejumlah daerah.

Adapun 16 daerah itu adalah Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Medan

Saat ini jumlah kematian babi yang sebanyak 42.000 ekor. Virus ASF yang sebelumnya merebak di 16 kabupaten/kota, kini sudah menular ke 2 kabupaten lainnya, yakni di Mandailing Natal (66 ekor) dan Batubara (6 ekor).

Dilansir dari laman Gajahtobanews, Edy Rahmayadi selaku Gubernur Sumatera Utara (Sumut) meminta waktu 1 bulan untuk memikirkan konsisi ternak babi di wilayahnya, apakah akan dimusnahkan atau tidak.

“Memang terjangkit ASF dan selayaknya itu dimusnahkan. Sekarang sudah 42 ribu sekian ( babi mati di Sumut). Saya lihat satu bulan ini,” katanya pada Senin (6/1/2020).

Edy Rahmayadi merasa dilema dalam penanganan babi di Sumut pasca-keluarnya pernyataan tentang ASF dari Kementerian Pertanian (Kementan).

“Ada dilema di situ. Kalau saya iyakan untuk persoalan menjadikan bencana, berarti semua babi harus dimusnahkan,” kata Edy.

Edy menjelaskan resiko dari pemusnahan babi maka perlu waktu 20 tahun kemudian untuk masa pemulihan. Seperti halnya di negara China yang belum diizinkan untuk memelihara babi sampai dinyatakan tempat itu steril.

“Mampukah itu. Saya masih mencari peluang yang lain,” pungkas Edy.

 

 

Baca Juga  Hasil Food Estate Humbahas Memuaskan, Luhut Minta Lahan Diperluas
Share